"Papah sudah siapkan kapan kalian akan bertunangan." Ketika sampai di rumah, Aksa malah di kagetkan dengan kalimat yang baru saja ia dengarkan dari sang Ayah. Hal yang sedang ia jauhi. Namun tetap saja ia harus mendengarkan apa yang tidak ingin ia dengarkan itu. "Pah ..." "Kamu sudah enggak memiliki alasan apapun untuk menolak keinginan papah. Kamu memang sudah memiliki semua kriteria untuk menjadi seorang suami." Aksa memilih diam. "Seumuran kamu, sudah seharusnya kamu memiliki keluarga kecil. Kamu sudah sukses, memangnya apa yang sedang kamu tunggu lagi?" Mendengar pertanyaan yang dilayangkan oleh sang Ayah. Mendadak wajah manisnya Jana berkelebat di benaknya. Memang hanya perempuan itu lah yang saat ini sedang ia inginkan. "Memangnya enggak boleh, ya. Aksa memilih perempuan