Pagi Yang Sepi Namun Manis.

1614 Kata

Malam ini, Aksa berbaring gelisah di atas ranjang yang seolah menjelma menjadi penjara tanpa jeruji. Pikirannya mengembara tanpa tujuan, kembali ke momen ketika Jana dengan lirih mengucapkan kata-kata yang menghantam hatinya. "Aku akan menikah dengan Shaka," begitu katanya, kalimat sederhana yang membawa badai dalam ketenangan batin Aksa. Bayangan Jana dan Shaka, berdiri berdampingan dalam busana pengantin, berkelebat tanpa henti di pelupuk mata. Setiap detik yang berlalu, setiap detak jantungnya, terasa seperti pisau yang mengiris perih perasaannya. Aksa tidak rela, tidak pernah bisa rela. Bagaimana bisa dunia yang selama ini ia kenal, berubah begitu cepat hanya dengan satu keputusan? Di balik jendela, bulan purnama seolah menatapnya dengan penuh simpati, namun sinarnya yang lembut tak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN