"Aku harus pulang." Shaka memasukan ponsel ke saku celannya. Menatap Jana dengan tatapan sedih. Inginnya malam ini ia menginap di apartemen calon istrinya itu, dan mengobrol sampai malam. Tentu saja, Shaka tahu aturan. Sebesar apa gairahnya pada Jana. Ia akan tetap memperlakukan perempuan itu dengan sangat baik. Tidak akan pernah berani menyentuhnya sebelum ada ikatan pernikahan diantara mereka. "Baiklah. Pulang lah. Om pasti sangat merindukan kamu." jawab Jana dengan seuara lembut. suara yang selalu dirindukan oleh Shaka. "Aku tidak bisa membantah permintaannya." keluh Shaka lagi. "Dan kamu memang enggak diperbolehkan melanggar apa yang diinginkan oleh Om Abi." "Kamu memang calon istri yang sangat baik." Shaka mendekat dan mencium keningnya Jana dengan sangat lembut, membuat Jana