Dengan gusar Natasha menunggu kedatangan Andi. Mereka janjian di kafe pada hari Minggu. Sebenarnya Andi tidak suka hari liburnya diusik, tapi mau bagaimana lagi Natasha sering sekali membantu dirnya akhir-akhir ini. Andi jadi segan menolak. Natasha sering membelikan Andi kopi, bukan kopi murahan di warung-warung, tapi kopi dari kafe ternama yang rasanya tidak setimpal dengan harganya. Selain itu Natasha membantu memberikan les piano gratis untuk adik Andi. Pokoknya selama lima hari bekerja di kantor Nicholas, perhatian Natasha pada Andi amat sangat besar. Tentunya karena ada kepentingan amat besar pula. “Andi?” komentar Natasha sedikit terkejut melihat penampilan asisten Nicho yang lain dari biasanya. “Kayak bukan elo deh kalau gini.” “Kenapa? Berantakan banget ya?” Andi menggaruk tenguk