“Udah malem, Nit.” Nicholas merampas ponsel Anita. Sejak pulang dari rumah sakit, Nicho tidur di kamar Anita alih-alih kamar Sofia. Ia khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan jika membiarkan Anita sendirian. Anita tak terima kegiatannya berseluncur di marketplace dihentikan paksa oleh Nicholas. “Gue belum selesai, Nicho.” Nicholas menggeser layar gawai pintar milik istrinya dan menemukan etalase-etalase obat penggugur kandungan. “Jangan sembarangan beli obat deh, Nit. Gue khawatir obat abal-abal ini bisa bahayain keselamatan elo.” “Ini cara paling praktis, Nicho.” “No! Lebih baik kita ke klinik aborsi legal, jadi kita bisa konsultasi ke dokternya.” “Emang yang seperti itu ada di Indonesia?” Anita mengerutkan keningnya. Nicholas menggeleng-gelengkan kepalanya. “Lo kurang gaul