Cukup lama kegelapan pagi membuat keduanya saling terhanyut dalam pusaran gairah. Sofia yang masih muda dan polos menjadi santapan empuk untuk Nicholas yang andai pengalaman bercintanya dijadikan sinetron, mungkin sudah sampai ber jilid-jilid macam tukang bubur pengkolan. Tangan pria itu juga tidak menganggur. Jemarinya meraba kulit d**a seputih salju yang bulat dan meremasnya dengan lembut. Jari telunjuk dan ibu jari Nicholas menarik kuncup rembulan kembar Sofia, dan menariknya dengan ringan. Membuat sekretarisnya merintih, “Ahhhhh … Pak jangan sekarang.” Suara penolakan lebih terdengar seperti undangan di telinga Nicho. Napas pria itu menjadi semakin mendesak. Sementara Sofia merasa bagian inti tubuhnya semakin panas. Tangan Nicholas tak berhenti, ia bergerak ke tempat lain. Menjangkau