Setelah sarapan cici memutuskan berkunjung ke butik sahabatnya Raras. Tentu saja jika dirinya ada di tempat Raras itu untuk menceritakan segala keluh kesahnya tentang Erlan. "Brengs*k juga si Erlan ternyata. Lo juga kenapa pas dia nyium malah dibales bukan di gampar?" tanya Raras. Cici menatap kesal mendengar perkataan Raras, "namanya juga terbawa suasana Ras, mana inget gue buat gampar dia". "Artinya lo juga nikmatin, berarti ya bukan salah erlan juga sih." "Lo kok malah belain Erlan sih, gue ini sahabat lo," kesal Cici sambil menoyor kepala Raras, "kalau dia nggak ada perasaan harusnya jangan nyium gue dong. Gue kan balas ciuman dia karena ada rasa, kalo nggak ada rasa ya pasti gue gampar". "Ya terus mau lo sekarang gimana?" tanya Raras bingung. Cici menunduk sambil memainkan jari