Hampir tiga puluh menit Abi dan Nawang berjalan dalam hening. Hening yang tidak canggung ataupun membosankan. Abimana tentu tidak akan memulai percakapan, tapi Nawang yang biasanya tidak kehabisan bahan obrolan kali ini hanya berjalan tenang di sampingnya. Gadis itu bahkan tidak mengeluh walau sudah berjalan jauh dan belum ada tanda-tanda bengkel sejauh mata memandang. Tadi saat masih di sekolah, Abi sudah menyarankan agar Nawang pulang dengan taksi. Tapi gadis itu langsung menolak tanpa berpikir lebih dulu, katanya ia ingin menemani Abi mencari bengkel agar bisa menambal ban sepedanya dan mengantar Nawang pulang. Hal yang sama sekali tidak praktis menurut Abi. Kini, sepanjang perjalanan Nawang hanya sesekali bicara lalu selebihnya ia memilih bersenandung kecil. Beruntungnya, setelah me