“Terus-terusan di tatap begitu cincinnya, tidak akan hilang, Fel.” Ujar Kikan yang berdecak pada putrinya. Lagi-lagi mendapati Felora terus menatap cincin yang diberikan Sagara sebagai bukti ikatan hubungan mereka. Felora tersenyum, jenis senyum yang membuat Kikan tahu keputusan Halim termasuk dirinya sudah tepat. Kikan jadi mengingat pembicaraan sebelumnya dengan Halim. “Kikan, apa pendapatmu tentang Sagara? Kamu pernah bilang dulu, jika bisa melihat Sagara sangat menjaga dan mengerti Felora.” Kikan menatap suaminya, mencoba menyelam pada isi pikiran Halim yang sudah hidup bersamanya selama enam belas tahun. Pertanyaan yang pasti akan jadi penentu akan penerimaan Halim terhadap hubungan Felora dan Sagara, jalan keluar masalah mereka. “Mas mau dengar pendapatku tentang Sagara?” Kep