Dinar cukup lega mendengar kabar tante Erina, berharap bisa sembuh dari penyakit yang dideritanya, sehingga Keenan memiliki waktu senggang, dan bisa mengunjungi kediamannya seperti dulu.
“Oiya, bagaimana tadi wisuda kamu?” tanya Rara.
“Ah, Mas Keenan bikin aku lemas, Ra. Aku pikir dia nggak jadi datang.”
“Kamu tau, aku yang mengingatkannya, dia saja hampir lupa.”
“Oh, terima kasih, Ra.”
“Iya, Din. Aku juga jadi ikut senang, akhirnya Mas Keenan bisa menyaksikan kamu wisuda.”
“Iya, Ra. Yang paling membahagiakan pas dia mendengar aku pidato dan dia memujiku.”
“Oh iya, selamat yaaa. Kamu mahasiswi terbaik tahun ini.”
“Terbaik ketiga, Ra.”
“Tetap terbaik, dan itu nggak gampang. Aku tahu kamu belajar dengan baik dan kamu sangat pintar, Din.”
Dinar senang mendengar pujian dari Rara. Ta
