Dinar cemas, Keenan belum menunjukkan batang hidungnya, sementara acara wisuda sudah dimulai dan para peserta wisuda sudah dipinta untuk segera memasuki ruangan dengan tertib. Dinar mau tidak mau memasuki aula gedung, padahal Keenan berjanji untuk datang sebelum acara wisuda dimulai sehingga dia bisa berfoto sebentar. Dinar sekuat tenaga menahan tangis, tidak mau riasan wajahnya pudar. Dia kesal bukan main, karena Keenan yang sudah berjanji. Sementara itu Beno yang juga sudah duduk di bangku para pendamping peserta wisuda, sibuk menghubungi Keenan. Dia tahu Dinar kesal dan kecewa, Dinar beberapa kali berdecak sebal karena ingin sekali berfoto dengan Keenan saat riasan wajahnya masih sempurna. “Di mana kamu, Keenan?” “Aku sepertinya nggak bisa datang pagi ini, siang baru selesai rap