Bab 51. Teman Papa

1008 Kata

Winda menggeleng lemah, dia mengerti Hikam yang memperhatikan Dinar malam itu karena dia sudah tahu gadis itu akan berulah. Hikam mengakuinya setelah acara selesai. “Itu karena gaya noraknya. Hm … tentang Hikam, ah, kenapa abangmu betah sendiri, Windaaa.” Gwen mencubit kecil lengan Winda. Matanya berbinar saat nama Hikam disinggung. “Hikam itu orangnya hati-hati dan punya intuisi yang sangat kuat, dia tahu mana yang bisa mengimbanginya,” ujar Fenty. Tiba-tiba Gwen pamit, dia ternyata memiliki janji bertemu dengan seorang laki-laki. Semua menyorakinya, karena Gwen langsung salah tingkah saat laki-laki yang dia maksud sudah berdiri di tengah-tengah lantai dansa. “Good luck, Gwen!” Winda berseru untuk memberinya semangat. Winda menikmati kebersamaan malam minggu itu hingga larut m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN