Winda menggeleng lemah, dia mengerti Hikam yang memperhatikan Dinar malam itu karena dia sudah tahu gadis itu akan berulah. Hikam mengakuinya setelah acara selesai. “Itu karena gaya noraknya. Hm … tentang Hikam, ah, kenapa abangmu betah sendiri, Windaaa.” Gwen mencubit kecil lengan Winda. Matanya berbinar saat nama Hikam disinggung. “Hikam itu orangnya hati-hati dan punya intuisi yang sangat kuat, dia tahu mana yang bisa mengimbanginya,” ujar Fenty. Tiba-tiba Gwen pamit, dia ternyata memiliki janji bertemu dengan seorang laki-laki. Semua menyorakinya, karena Gwen langsung salah tingkah saat laki-laki yang dia maksud sudah berdiri di tengah-tengah lantai dansa. “Good luck, Gwen!” Winda berseru untuk memberinya semangat. Winda menikmati kebersamaan malam minggu itu hingga larut m