“Atau kamu menyewa detektif untuk menyelidiki siapa yang memulai drama ini,” usul Sandra lagi. Winda menggigit bibirnya getir dan berusaha menahan tangis, dia tidak mau disebut perempuan cengeng. “Menangis saja, Winda. Itu akan membuat perasaanmu lebih baik.” Winda menggeleng kuat. “Aku nggak mau disebut cengeng karena masalah laki-laki yang mengecewakan.” “Tak ada yang mengatakan itu, toh kamu menangis di depanku sekarang, dan aku tau bukan Keenan yang kamu tangisi, tapi berita ini yang mulai menyinggung reputasi keluargamu. Berbuatlah sesuatu, setidaknya belum sampai ke telinga papa kamu, yang bisa saja bertindak lebih jauh.” Tangis Winda tumpah juga, hingga kepalanya tertunduk. “Kamu terlalu sibuk, seharusnya bisa mendesak Keenan untuk segera menceraikanmu.” Disinggung nama Keena