Bab 12. Kehilangan

1299 Kata
Pertunangan yang gagal membuat Fernita jadi malu. Ia kesal bukan main karena calon tunangannya, Rexy Basupati ternyata seorang pembohong. Meskipun Fernita menyadari jika Rexy sesungguhnya tidak menyukainya, tetapi karena pesona kegantengan serta kekayaan yang dimiliki oleh Rexy membuat Fernita merasa harus mempertahankan hubungan dengan Rexy. “Aku mau tunangan dan menikah dengan Rexy, Daddy!” Nita merengek dan berteriak pada Alexander Jodie yang menyampaikan berita yang tak ingin ia dengar. Erni duduk di sofa memperhatikan cemas nasib putri kandungnya Nita lalu beralih pada suami barunya, Alex. Alex berkacak pinggang lalu memarahi Nita. “Kamu ini bagaimana sih? Kalau kamu memang mau sama dia, ya kamu cari dong jalannya. Jangan minta Daddy terus yang maju!” Alex langsung memarahi Nita, si anak sambung. Nita langsung cemberut merengek lalu menyentakkan kakinya ke lantai. Ia merengek pada ibunya Erni untuk membujuk Alex. “Ma, bilang sama Daddy dong, Ma buat membuat kembali pertunangan itu. Rexy itu harus dipaksa!” rengek Nita seperti anak kecil meminta mainan. Erni pun tersenyum aneh. Ia bangun untuk mendekati suaminya meminta agar mempertimbangkan melakukan kembali pesta pertunangan tersebut. “Mas, kamu kan tahu kalau pesta itu gagal? Itu kan jadi bikin malu, Mas. Apa salahnya sih minta sama mereka untuk melangsungkan lagi pestanya.” Erni membujuk pada Alex. Alex malah membalas dengan kernyit di keningnya. “Lho, yang ngebatalin bukan aku tapi Baron. Rexy gak datang dan Baron gak bisa memaksa. Lagian pesta itu kan mereka yang bikin.” Alex langsung menyangkal. Ia menolak membujuk Baron Basupati untuk melakukan kembali pesta tersebut. Fernita jadi makin kesal karena Alex terkesan tidak mendukungnya sama sekali. “Terus hubungan bisnis kamu sama Baron Basupati bagaimana?” Erni pun mempertanyakan. Alex mendengus pelan dan sedikit mengedikkan bahunya. “Ya sedikit masalah sih, tapi aku gak masalah. Aku belum invest apa pun dan Baron belum tanda tangan apa-apa juga, jadi ga ada yang rugi. Ini kan hanya rencana awal agar Rexy mau menjadi pimpro proyek kita nanti. Gak tahunya jadi begini, aku gak bisa bilang aku rugi duit. Ya paling rugi waktu lah. Tapi aku gak mau ngemis-ngemis sama anak itu. Ngapain? Dia sombongnya minta ampun!” Alex balas mengomel panjang lebar. Erni tidak bisa memaksa dan membujuk Alex yang sudah kadung kesal. Ia kesal pada Fernita yang tidak bisa memikat Rexy sehingga rencana kerja sama bisnis yang disusun Alex yang berhenti di tengah jalan. “Nita, seharusnya kamu bisa menggoda Rexy dan merayu dia, tapi dia malah ogah sama kamu.” Alex dengan judesnya malah menyudutkan anaknya itu. Fernita jadi makin kesal dan cemberut. “Ah, Daddy!” rengeknya memekik kesal. “Mas, jangan begitu dong. Bukan salah dia ....” Erni mencoba membela tapi Alex langsung melotot. “Terus aku harus salahkan siapa? Coba kalau anak kamu yang cantik itu yang merayu Rexy pasti dia mau!” Erni terperangah mendengar perkataan ringan Alex yang malah membandingkan Fernita dengan Melodi. Alex sudah tidak mau berdebat, ia bosan dan langsung pergi. Keluar dari vila itu, Alex langsung menuju Jakarta. Ada seseorang yang ingin ia temui. Sedangkan Erni hanya bisa tinggal untuk menenangkan Fernita yang sekarang merengek mengamuk gara-gara dibandingkan dengan adik yang ia benci yaitu Melodi. “Kenapa Daddy malah banding-bandingin aku dengan anak jelek itu sih!” teriak Fernita tak terima. Erni duduk di sebelah Nita dan mengusap bahunya menenangkan. “Udah gak usa pikirkan perkataan Daddy kamu. Dia mungkin sedang ruwet banyak kerjaan.” “Tapi Mama dengar kan dia ngomong apa? Daddy malah bilang kalau Rexy bisa lebih tertarik sama Melodi daripada aku. Padahal jelas-jelas aku lebih cantik!” Erni terdiam mendengar ocehan rengek Fernita yang kesal. Nita mengomel sementara Erni sedang berpikir. Otak jahatnya berputar. Padahal ia sudah berusaha mencegah dengan ingin menikahkan Melodi pada seorang pria kaya. “Kayaknya Rexy selingkuh deh,” celetuk Erni tiba-tiba bicara. Kening Nita seketika mengernyit menoleh pada ibunya. “Iya deh, Ma. Soalnya gak mungkin Rexy tiba-tiba ilang gitu aja!” sahut Fernita menambahkan. “Iya. Mana ada pria yang berani menolak kamu. kecuali ada orang lain yang menggoda dia.” Erni berpendapat seperti baru saja memenangkan lotre. “Terus aku harus bagaimana, Ma? Siapa perempuan itu?” Erni berpikir lagi. ia memiliki pikiran buruk tentang Melodi. Rasanya Melodi memiliki hubungan dengan kandasnya hubungan Nita dan Rexy. Entah mengapa bisikan jahat di telinganya terus menyalahkan Melodi. “Kita harus memastikan Melodi tidak ada hubungannya dengan ini. kalau dia jadi pelakor di hubungan kamu dan Rexy, Mama akan bikin perhitungan sama dia!” pungkas Erni tiba-tiba. Nita langsung terperangah mendengar ibunya. Seketika itu juga ia merasa kalau Melodi memang memiliki andil dari kandasnya pertunangan itu. “Mama hubungi Nenek kamu dulu, sebentar!” *** Melodi dibawa ke rumah sakit dalam keadaan pingsan dan penuh darah di kakinya. Ayahnya, Feri membawa Melodi sendirian tanpa Ibunya, Hera. Hera memilih tidak mau ikut campur padahal sebenarnya ia pergi menemui Erni Jodie. Dengan wajah cemas dan panik, Feri menemani putrinya ke ruang UGD di salah satu rumah sakit. Ia diminta menunggu di luar sementara Melodi sedang ditangani. Tak lama kemudian, seorang dokter keluar dan menghampiri Feri. “Bagaimana putriku, dokter?” tanya Feri dengan nada cemas. Dokter itu menghela nafas sejenak sebelum menjawab. “Ada yang harus saya sampaikan, pak. Putri bapak mengalami keguguran.” Mata Feri membesar dan ia tertegun untuk beberapa saat. “A-apa maksud dokter?” “Anak Bapak sedang hamil empat minggu dan dia sekarang keguguran.” Feri seakan sesak nafas dan tak sanggup berdiri. Ia terpaksa bersandar pada salah satu tiang di belakangnya. “Apa Bapak baik-baik saja?” tanya dokter itu memastikan dan Feri pun mengangguk. “Kami sedang melakukan beberapa tes untuk menemukan penyebab keguguran. Untuk saat ini, Putri Bapak harus menjalani perawatan intensif.” Feri hanya bisa mengatur napasnya yang tersengal akibat kejutan yang baru saja diterimanya. Tak berapa lama, dokter itu pun meninggalkan Feri yang masih kebingungan. Ia tidak mengerti bagaimana anaknya bisa hamil sedangkan ia belum pernah melihat Melodi pacaran? Melodi juga belum bisa ditemui karena ia masih menjalani pengobatan. Feri baru bisa bertemu Melodi setelah beberapa jam kemudian. Dengan wajah sedih, Feri mendatangi putrinya Melodi yang baru sadar. “Mel, kenapa kamu gak cerita?” tanya Feri pada Melodi. Melodi pun meneteskan air mata. “Mel gak berani, Pa.” Melodi melirih sambil meneteskan air matanya. “Siapa Ayahnya?” Melodi terdiam sejenak sebelum menjawab. “Pacar Mel, Pa. Namanya Rexy Basupati.” Feri terkejut mendengar nama Basupati. Ia tahu itu adalah nama keluarga pengusaha kaya raya pemilik beberapa hotel berbintang di bawah Baron Group. “Kenapa kamu bisa kenal dengan putra Baron Basupati?” “Mel kenal waktu mau ketemu Mama dulu. Dia nolongin Mel waktu pingsan di jalan, Pa. Dia juga yang memberi uang untuk biaya hidup dan sekolah Mel selama ini.” Feri makin menggeleng tidak percaya. “Jadi kamu membohongi Papa selama ini. Kamu bilang kamu dapat beasiswa.” Melodi mengangguk mengakui semuanya. Feri tidak sanggup memarahi Melodi. Sekarang ia mengerti mengapa Melodi melakukan hal itu. Ia sudah putus asa menghadapi kemiskinan mereka. Feri pun mendekat dan membelai kepala Melodi. “Lalu kenapa kamu tiba-tiba bisa sakit perut?” Melodi mengernyit lalu menggeleng. “Gak tau, Pa. Tadi Nenek ngasih jamu ke Melodi. Katanya Mel harus banyak minum jamu. Sudah minum itu lama-lama perut Mel malah sakit.” Air muka Feri langsung berubah. Ia mengerti yang terjadi. Feri kenal betul siapa Ibunya, Hera Halim. Ia punya sifat yang kurang disukai oleh Feri. Hera mungkin sudah mengetahui soal kehamilan Melodi. Ia akan melakukan apa saja untuk memperoleh kehidupan mewahnya yang dulu. Hera sendiri punya kebiasaan berjudi yang buruk dan sepertinya dia bekerja sama dengan Erni untuk menyingkirkan Melodi. “Papa mau keluar sebentar ya. Nanti malam Papa balik lagi.” Melodi mengangguk dan mulai beristirahat kembali. Setelah memperbaiki selimut, Feri berjalan keluar kamar dan ia memiliki tujuan lain, yaitu rumah Erni Jodie.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN