Kenapa pihak BNPT—dengan pasukan anti terornya—juga ikut mengamankan jalannya seleksi pemilu kali ini? Mereka nampaknya seperti sedang menangani atau mengantisipasi sesuatu yang serius terkait ujian seleksi tahun ini. Apa yang sebenarnya terjadi? Pikir Nurin. Sebuah helikopter tempur nirawak model Mo-Hawk setara Apache AHG-652 terbaru yang tadi dilihatnya? Mungkin itu hanya perasaannya saja, tidak ada masalah yang serius. Nurin merasa bahwa protokol keamanan kali ini mungkin cukup lumrah dan tidak begitu berlebihan. Mengingat ini adalah seleksi pemilu negara yang berlangsung lima tahun sekali dan Nurin memang belum pernah menjalani seleksi JST sama sekali sehingga tidak terlalu mengetahui bagaimana keamanan ketat dijalankan. Tidak ada hal yang perlu ditakutkan.
Nurin memudarkan segala pikiran yang tidak penting dari kepalanya. Saat ini dia hanya harus fokus pada apa yang ada dihadapannya sekarang. Ini adalah momen penting dimana Nurin akhirnya menjalankan apa yang selama ini almarhum ayahnya inginkan. Nurin juga begitu penasaran dengan bagaimana seleksi berjalan dan tentu saja hasilnya nanti. Sejauh mana dirinya akan mampu berbicara dan melangkah?
Dalam konstitusi baru tertulis bahwa peserta pilih yang mendapatkan sebuah kursi legislatif masih berhak untuk mengundurkan diri atau memilih untuk tidak mengambil haknya dengan alasan tertentu. Terkecuali jika peserta pilih memasuki tahapan 3 dimana tahapan tersebut adalah tahapan bagi menyeleksi kursi menteri dan kepresidenan.
Suara panggilan dari speaker ruangan juga telah bergema, memberitahukan agar para peserta yang sebagian besar telah hadir untuk bersiap menduduki tempatnya masing-masing. Sebuah box private komputer virtual yang telah disediakan sesuai nomor peserta seleksi. Nurin mengingat-ingat kembali nomor kepesertaannya dan mencari tempat duduknya sesuai nomor. Nurin duduk di box komputer kelima dari depan di barisan ke 12. Nurin mulai duduk tegak disana, merelaksasikan diri dan fokus terhadap ujian seleksi yang akan segera dimulai.
Hari ini untuk pertama kalinya dalam hidup Nurin ia mengikuti seleksi berbasis JST. Bukan untuk pendaftaran seleksi masuk sekolah, kuliah, seleksi penempatan kerja, prospek kebidangan, atau seleksi profesionalitas dan management kemasyarakatan sosial, melainkan sebuah seleksi untuk pemilihan umum negara. Seleksi untuk mendapatkan posisi dalam kedudukan pejabat negara dan pemerintahan.
Nurin memandangi satu persatu wajah para peserta seleksi yang menjadi kompetitornya saat ini. Wajah-wajah muda, berbakat, dan penuh pancaran potensi yang sangat dibutuhkan oleh negeri. Mereka semua yang duduk disini bukanlah orang sembarangan atau terkesan asal comot saja. Mereka telah dipilih dalam skema kelayakan oleh JST ketika mengajukan kompendium data digital mereka secara daring. Sama seperti Nurin yang walaupun tidak memiliki record indeks seleksi JST karena tidak pernah mengikutinya sebelumnya—tetapi Nurin dianggap layak dan berkualifikasi mengikuti seleksi pemilu karena tinjauan data diri dan rekam digitalnya misal profesi Nurin, gelar akademisnya, dan record achievement yang dimilikinya. Seleksi tahap awal secara daring tersebut juga melacak dan mengkalkulasi keseluruhan nilai akademis peserta pilih sejak mereka SD hingga SMA.
Nurin seorang doktoral muda dan penulis buku-buku best seller. Tentu saja JST memberi sertifikasi kelayakan untuknya.
Di Nusantara Union ... di dalam monument modern paling bersejarah dalam babak baru negara Indonesia itu, sejarah besar akan kembali terukir. Tempat yang akan menghidupkan kembali yang mati dan mengejutkan mereka-mereka yang selama ini merindukannya.
***
Di sebuah ruangan kontrol di salah satu tempat di Nusantara Union yang berbeda ruangan dengan tempat ujian seleksi diadakan, Kapten Irdan dan Sersan Aya beserta beberapa personil keamanan lainnya, sedang fokus dan intens mengawasi serta menjaga jalannya seleksi pemilu yang sebentar lagi akan dimulai. Sersan Aya mengambil sebuah kursi yang memang telah dipersiapkan khusus untuknya, ia langsung duduk dan menghadap komputer virtual di depannya. Sementara Kapten Irdan hanya berdiri memandangi monitor-monitor hologram pengawas yang tersebar di seluruh ruangan kontrol.
Terlihat mereka sedang membahas sesuatu yang penting. "Sampai saat ini belum ada indikasi ataupun tanda-tanda." Gumam Kapten Irdan. "Komjen dari Mabes di ibukota selalu menghubungiku, beliau meminta tiap laporan perkembangan disini."
"Kita sedang berusaha," sahut salah seorang personil keamanan yang terlihat sedang fokus menatap layar komputer dengan jari jemari cekatan sedang mengetik di keyboard virtual. "Sebisa mungkin kita akan meng'handle secepatnya jika ada flux ataupun kontraksi jaringan."
"Percayakan saja pada mereka, Kapten." Sahut Sersan Aya menatap Kapten Irdan. "Mereka langsung dikirim dari ibukota. Skill mereka sebagai hacker dan programmer selevel denganku, mungkin lebih hebat. Mereka semua terdepan dalam penguasaan IT berbasis JST."
"Berharap saja kita bisa menanganinya segera." Ucap Kapten Irdan nampak sedikit gelisah. Tidak begitu tenang. "Istana mempercayakan masalah ini kepada kita. Masalahnya, disini adalah jaringan sentralnya. Semua akses daerah dan kota seluruh Indonesia—akan terkena impactnya jika "otak" nya langsung yang diincar. Kalian sengaja dikirim kesini untuk mengantisipasi skenario terburuk. Kita semua dalam masalah besar jika hal itu benar terjadi."
"Tapi, itu belum pasti kan." Ucap Sersan Aya, "maksudku ... sementara ini ... itu hanya berdasar dari rangkai hipotesa yang sifatnya prediksi. Preventif memang diperlukan tapi ..."
"Hanya katamu?" tegas Kapten Irdan penuh intonasi kemarahan. "Jangan sekali-kali kita menyepelekan masalah ini, Sersan. Ingat! Rangkaian prediksi itu didapat dari system analisis yang dilakukan oleh JST. Ini dari JST, kau tahu?" tegasnya penuh penekanan.
Itulah masalahnya, pikir Aya sembari cemberut membuang muka. Gambaran jelas Ketidak-percayaan Aya dan rasa skeptisnya terhadap penilaian suatu mesin algoritma. Biarpun sejatinya Sersan Aya merupakan pakar IT dan seorang programmer, tetapi ia sama seperti Nurin, menganggap mesin dan komputer tidak lebih dari kumpulan data. Bahwa komputer sekalipun tidak selalu benar dan bukan entitas sempurna. Kecenderungan manusia saat ini yang telah sangat bergantung pada itu, tidak terlalu disukai oleh Aya.
"Kau kira segala pencapaian metodologi kita—satuan POLRI saat ini, didapat darimana?" tanya Kapten Irdan kembali. Kesalnya belum reda. "Reformasi ilmu-forensik, high level scientific-identificaton, modul deduksi modifikasi, rekonstruksi wajah terakurasi dan bahkan ilmu yang kalian pakai, cyber-crime analisis digital praktis. Praktikal penerapan dan keilmiahan ilmu kepolisian kita sekarang ini, bahkan telah melampaui dari apa yang di Eropa disebut sebagai "Polizeiwissenschaff", semua berkat dukungan JST! Kau pasti sangat mengerti itu,"
"Ya...! Aku mengerti semua itu. Maafkan aku Kapten." Sahut ketus Sersan Aya, menyudahi pertikaian kecil yang tak perlu itu.
Sementara itu, di ruangan ujian seleksi pemilihan umum, sekitar dua belas orang petugas dari KPS—Komisi Penyelenggara Seleksi—mulai memasuki ruangan. Salah seorang pria dari KPS, mungkin ketua Panwaslu daerah kota New Malaka—mulai berbicara, memberikan sedikit pengarahan orientasi dan kata pembuka para seluruh peserta.
"Ini hari yang besar." Katanya, "kalian adalah para kandidat yang terpilih, dirasa layak, untuk mengikuti seleksi tahapan awal dalam tatanan demokrasi yang berkesetaraan dan berkeadilan pada tahun ini. Diantara sekitar lima juta orang yang mendaftar di situs resmi KPS, JST menjaring sebanyak 400 ribu orang yang diterima dan lolos, yang memenuhi semua syarat untuk menjadi peserta seleksi tahapan 1 dari seluruh kabupaten dan kota di negara ini, dan sebanyak 157 orang terpilih dari distrik kota New Malaka, kalian semua, yang sekarang telah berhadir dan berada disini. Selamat!
Seperti yang kalian telah ketahui, bahwa tugas kami KPS bukan lagi memantau jalannya pemungutan suara atau melihat indikasi kecurangan dan sebagainya. Tugas KPS yang dulu sekali bernama KPU disini hanya sebagai pihak penyelenggara, fasilitator dan mediator bagi keberlangsungan pesta demokrasi lima tahun sekali ini. Tidak ada lagi yang namanya praktek kecurangan, politik uang, ataupun kampanye hitam. Karena berdasar pada konsensus bersama rakyat dan negara, melalui KEPPRES Tahun 2030 No. 011 revisi kesejahteraan dan demokrasi, telah diputuskan bahwa pemilihan umum yang mutlak, layak dan dipercaya, adalah melalui penilaian komprehensif berbasis Jaringan System Terpadu—JST.
Penilaian mutlak ada pada JST dan indeks dari nilai keseluruhan yang akan ditampilkan. Ujian seleksi untuk pemilu sangatlah berbeda dengan ujian seleksi untuk akademisi ataupun kebidangan profesi yang sebagian besar dari kalian sudah pernah menjalaninya. Ada seleksi sub-khusus yang jauh lebih spesial—dalam mempetakan penilaian dari JST, yang nantinya akan ditampilkan sebagai grafik, traffic dan indeks nilai akhir. JST sebagai system terpadu paling mutakhir akan menganalisa secara pro-holistik segala aspek dari diri kalian. Penilaiannya adalah sempurna. Akurasinya mencapai 99,99% tepat dalam memonitoring prospek dan tindak tanduk kalian berdasar skema simulasi berkelanjutan jikalau nanti menjabat. Probabilitas umum dan khusus untuk menjaring pemimpin dengan taraf 'ideal'.
Ujian seleksi ini bukan masalah menjawab benar ataupun salah, akan tetapi JST akan menilai kalian dari kualitas dan kuantitas. Cuma itu saja ... yang ingin kami sampaikan. Silahkan kalian mulai memasukan flashdisk micro yang tadi telah kalian terima sebagai akses dan ikuti prosedur yang berlaku. Berusahalah semaksimal mungkin." Pria itu menyudahi kata-katanya lalu duduk di barisan kursi di depan ruangan dimana staff KPS yang lain telah duduk berjajar.
Setelah mendengar orientasi singkat itu, Nurin dan semua peserta pemilu disuntik atau lebih tepatnya diinjeksi oleh sebuah tangan bionik yang keluar dari samping kursi mereka. Tangan bionik dengan ujung sebuah jarum kecil tipis tersebut menyuntikkan serum Nano-Syncro ke leher semua peserta seleksi, dua suntikan bersamaan tepat ke otot Levator Scapule dan Splenius Cervicis mereka. Serum tersebut merupakan nanoteknologi tipe injeksi yang merupakan sirkuit kecil berukuran 62 milyar pikometer sebagai prosedur awal dalam penggunaan komputer super canggih. Serum tersebut akan menyatu dengan darah dan mulai melakukan sinkronisasi cairan tubuh dan rangsang tubuh ke jaringan canggih komputer sebagai Recognized Personality ke dalam jaringan. Prosedur ini juga untuk memindai kesehatan pengguna Hi-Tech Computer. Semakin sehat penggunanya maka semakin kecil komputer akan malfungsi. Serum akan dikeluarkan secara alami setelah tiga hari melalui urine.
Nurin meringis, merasakan dua suntikan ringan agak sedikit menyakitkan. Inilah salah satu alasan Nurin selalu menolak mengikuti seleksi JST untuk apapun. Hanya untuk menggunakan komputer saja harus menjalani berbagai prosedur yang merepotkan seperti ini. Nurin merindukan masa-masa dimana komputer secanggih apapun, hanya tentang install ulang Windows, booting dan scan anti-virus. Setidaknya itu yang dia baca di buku-buku yang memaparkan cara kerja teknologi lama.
Langkah berikutnya setelah Serum Nano-Syncro disuntikan, para peserta kemudian mulai memasang Head-Neuro Optik, semacam headphone di kepala mereka. Alat ini berfungsi sebagai media penghantar utama antar muka komputer yang tersambung langsung ke syaraf neuron otak mereka, membuat komputer visual bisa dikendalikan hanya dengan perintah suara, kedipan mata dan aktivitas rangsang pikiran. Ini berkat Nano-Syncro yang telah menyatu dengan sistem syaraf di tubuh terutama bagian kepala.
Pencapaian nanoteknologi yang luar biasa yang akan mengesankan sang pencetusnya—Richard Feyman—jika masih ada. Bukti nyata percampuran dan kombinasi antara manusia dan teknologi. Tidak ada yang akan menyangkal ucapan profetik Harari saat ini. Di tempat inilah perkawinan fungsi antara manusia dan mesin terjadi. Produk utama dalam kereta kemajuan abad 21 adalah tubuh, otak dan pikiran yang dimiliki manusia. Para peserta seleksi sedang menduduki kursi tersebut, kursi dalam kereta kemajuan yang melesat, melaju cepat ke arah perbaikan. Negara ini paham cara memanfaatkan kemajuan dengan menjadikannya jalan menuju keberhasilan. Sistem yang diamanatkan oleh algoritma maha sempurna ... JST!
Otak sebagai komputer dan komputer sebagai otak. Inilah waktunya!
Para peserta lalu mengakses jejaring JST lewat flashdisk micro yang ada di tangan mereka. Nurin mencolokkannya lalu sebuah tampilan mulai tampil di layar virtual. Rentetan ujian penilaian assessment dan serangkaian test berbagai macam kategori bermunculan. Mulai dari studi kasus, teks simulasi hingga pengujian IQ, EQ, dan SQ peserta serta sub-sub spesifik Quotient dari tabel rumusan oleh program JST sendiri.
Di ruangan kontrol keamanan, Kapten Irdan sedang berdiri bersedekap sembari menatap layar-layar monitor virtual. "Apakah mereka sudah mulai? Seleksinya sudah dimulai?"
"Sudah Kapten," jawab Sersan Aya. "Sekarang kita hanya menunggu apa yang sedang kita nantikan. Kuharap bukan masalah besar."
"Begitupun aku," sahut Kapten Irdan. Tugas kali ini benar-benar nostalgia baginya. Melihat dari layar monitor seleksi berbasis JST telah mulai dilaksanakan, membuat Kapten Irdan Angkasa mengenang kembali seleksi yang dilakukannya beberapa tahun silam ketika JST menunjukkan padanya jalan karir yang tak pernah ia pikirkan. Menjadi bagian dari kepolisian.
Dalam keluarganya, Irdan Angkasa adalah yang pertama masuk dalam kepolisian. Berangkat dari seorang pemuda dari keluarga biasa yang tidak terlalu kaya di pinggiran kota Jakarta. Awalnya Irdan Angkasa tidak memiliki niat untuk masuk menjadi perwira kepolisian akan tetapi seleksi keprofesian yang ditunjukkan JST untuknya menunjukan sektor terbaik yang bisa dipilih Kapten Irdan. Semenjak itu sang Kapten mendedikasikan diri sepenuhnya mencintai negara. Penilaian JST tidaklah salah. Kapten Irdan Angkasa memiliki karir cemerlang dalam jajaran kepolisian dan selama 15 tahun kiprahnya, dia merupakan personil terbaik yang membanggakan.
Kembali terlihat di ruangan seleksi ujian, para peserta seleksi mulai ditutupi oleh sebagian partisi virtual kedap suara yang mampu meredam berbagai gangguan untuk membantu mereka fokus. Didalamnya juga terdapat Air Conditioner dengan fitur relaksasi S-Smarv yang dirancang khusus oleh pakar IT dan psikologi dengan menghadirkan getaran kejut Stanta Mach skala menengah lewat rambatan udara. Membantu meredam stress para peserta seleksi sehingga membuat mereka betah berjam-jam duduk menatap layar komputer mereka.
Tahapan 1 seleksi pemilu telah resmi dimulai.
Tahapan 1 merupakan tahapan penting yakni tahapan eliminasi dasar per-rating. Biasanya test memakan waktu 4 jam lebih. Sementara tahapan 2 merupakan tahapan lanjutan yang akan diadakan selang dua hari setelah tahapan 1 selesai diadakan lalu kemudian yang terakhir adalah berlanjut ke tahapan 3, dimana para peserta pilih telah menjadi kandidat layak untuk menyentuh kursi parlemen pusat dan akan diboyong ke ibukota. Di sanalah mereka akan melakukan seleksi tandingan bagi para petahana yang ada termasuk bagi sang Presiden sendiri. Perkembangan tahapan 1 akan diberitakan secara masif lewat berbagai macam platform, tahapan 2 akan menyertakan identitas dari sang kandidat pilih untuk diumumkan kepada publik dan barulah di tahapan 3 akan disiarkan pertarungan sengit antar kandidat sebagai transparansi kegiatan demokrasi berbasis JST. Jalannya tahapan ke 3 akan disiarkan secara luas kepada masyarakat.
Dan untuk tahapan 3 sendiri, tahun ini merupakan tahun yang istimewa sekaligus khusus bagi seluruh rakyat negara, karena di tahun ini untuk yang kedua kalinya tahapan 3 bagi kursi kepresidenan tidak lagi mengikut sertakan sang legenda hidup, Presiden Nurun Maulidan.
Empat tahun yang lalu, beberapa bulan setelah terpilihnya kembali Presiden Nurun, beliau tewas terbunuh. Dan untuk pertama kalinya diadakan kembali pemilu tahapan 3 untuk mencari pengganti, dan perebutan kursi kepresidenan tidak lagi diikuti oleh Nurun Maulidan. Dalam tahapan ke 3 telah dapat dipastikan akan selalu memenangkan salah satu pejabat elite kementerian dalam kabinet ataupun memenangkan kembali petahana, seperti lima tahun lalu yang kandidat pilihnya di d******i para menteri dari kabinet Presiden Nurun dan JST juga memenangkan Arkan Arkila yang sebelumnya adalah menteri dalam negeri—untuk menjabat menjadi Presiden menggantikan Nurun Maulidan.
Grafik indeks atau skor akumulatif rata-rata dari Presiden Arkan waktu itu adalah yang tertinggi diantara kandidat lainnya. Namun walaupun begitu, skor akumulatif Presiden Arkan tidak sedikit pun mendekati skor akumulatif dari mendiang Presiden Nurun Maulidan ketika terpilih empat kali berturut-turut. Indeks nilai JST dari Nurun Maulidan berada pada rating sempurna pada semua kategori dan sub-kategori dalam tabel rating grafik. Hampir semua skor akumulatif Presiden Nurun mencapai nilai 99 di setiap kategorinya. Hal ini pernah dikaji secara khusus oleh pakar politik praktis berbasis digital dari Harvard University, Peter McMillian. Pengamat politik dan praktisi program JST untuk ketatanegaraan dari dalam negeri juga mayoritas mengatakan mustahil untuk memiliki skor akumulatif atau indeks sebagaimana yang dimiliki Presiden Nurun dahulu. Akan tetapi rakyat cukup puas dengan terpilihnya Presiden Arkan menggantikan sang Presiden Nurun Maulidan.
Bagi Nurin sendiri, dalam kesempatan pemilu kali ini langkah politiknya paling banter berujung pada tahapan 2, itupun jika lolos tahapan 1, melihat dari peta pertarungan politik terakhir sangat-sangat mustahil rookie pendatang baru yang muncul dari tahapan 1 akan mampu maju melenggang sampai ke tahapan 3, bersaing dengan para menteri dan Presiden Arkan sendiri. Hampir sedikit ada kasus seperti itu.
Nurin mulai serius menatap layar virtual komputer di depannya.
IMPRINT : Pindai_ID2231
STATUS : CONFIRMED
—Mulai Buka Akses—
Pemindaian retina mata dilakukan untuk identifikasi dan konfirmasi. Virtual komputer melalui Head-Neuro Optik tidak lagi memakai tetikus (mouse) konvensional, hanya dengan gerakan mata dan fokus sensorik retina lewat kedipan dan sebagainya maka komputer dengan sangat responsif akan langsung merespon perintah secara intuitif. Aktivitas berselancar di komputer menjadi semakin atraktif di tiap eranya.
Kotak hitam terdalam, Pandora misterius, semesta kecil yang bernama otak manusia itu kini telah dibuka sepenuhnya. Dengan bantuan JST sebagai penilai utama, para peserta siap menyerahkan kemampuan dan potensi terbaik mereka untuk dibaca.
Satu persatu Nurin mulai membaca dan mempelajarinya. Ada beberapa studi kasus dan skenario optional dari 10 lebih kategori yang disuguhkan JST dalam ujian. Mulai dari wawasan umum, wawasan khusus, sejarah klasik hingga modern negara dan dunia, pemahaman akan 4 ranah nalar utama manusia; Ranah Sains, Filsafat, Agama dan Seni. Pengolahan esoterik dan eksoterik dari suatu subyek relativitas yang disuguhkan dan pematangan nalar. Rumit sekali.
Dalam rangka mencari calon-calon pemimpin berkualitas, semua ini harus dijalani. JST memiliki caranya sendiri dalam mengevaluasi secara holistik kepribadian manusia.
"Telah kuduga, semacam inilah ujian seleksi berbasis JST itu." Gumam Nurin, memperhatikan dengan seksama. "Baiklah, ini nampaknya tidak begitu sulit. Hanya merepotkan,"
Walau Nurin seumur hidupnya belum pernah menjalani seleksi apapun via JST, ia telah dapat menduga seleksi JST ini merupakan model seleksi yang seperti apa. Tidak ada yang begitu mengejutkan Nurin kali ini. Ini bukanlah termasuk hal yang baru baginya walau ini merupakan kali pertama dan pengalaman pertama.
Ada sekitar 100 kolom subyektifitas dari 16 faktor dan motif pendorong menurut EPPS—Edward Personal Preference Schedule, yakni test pengukuran kepribadian ditinjau dari skema varian kebutuhan. Kemudian ada sekitar 45 pernyataan retorik dengan metodologi PAULI TEST, yakni pengukuran etos kerja, probabilitas prestasi, daya tahan atau mentality kerja, pengendalian diri terhadap tekanan, konsistensi dan penyesuaian cepat terhadap lingkungan. JST juga menampilkan 85 deret angka acak ala TEST KRAEPLIN untuk mengukur kecepatan, ketelitian, fokus, dan stabilitas. Tidak lupa ada sekitar 1200 test asumsi menurut bidang yang dikuasai sang peserta kemudian juga menampilkan 15 kombinasi assessment terarah dan test alam bawah sadar lewat gambar, yaitu untuk mempetakan dedikasi dan persentasi tanggung jawab via visual berdasar ragam bentuk-bentuk abstrak.
Sungguh seleksi ujian untuk pemilu seperti yang banyak orang katakan, memang jauh lebih rumit dan melelahkan. Tidak seperti ujian JST untuk seleksi yang lain, seleksi pemilihan umum ini benar-benar menguraikan kualitas dan kuantitas diri pesertanya. Bukan hanya mengurai jati diri sang peserta, mengubahnya menjadi rentetan grafik, indeks dan data yang bisa dibaca, melainkan JST juga jauh menelisik ke dalam probabilitas tingkat tinggi, menemukan jati diri dan potensi baru yang bahkan belum disadari oleh para peserta, bahwa mereka memilikinya.
Nurin menyebutnya "mengobrak-abrik" rancang bangun isi otak manusia.