Meskipun aku sudah merasa mantap dan yakin dengan pemikiranku, tapi pada kenyataannya aku tidak tahan mendengar gunjingan mereka. Aku sampai mencari-cari alasan untuk mengajukan cuti selama setengah hari. Begitu kembali ke asrama, aku mengambil beberapa juta rupiah yang selama ini kusembunyikan, kemudian pergi keluar untuk menyetorkan uang tersebut ke dalam rekening bank-ku. Setelah itu, barulah aku dapat tidur dengan tenang. Aku berencana untuk memulihkan staminaku dan aku tidak tahu apa yang akan wanita itu perintahkan padaku. Di malam harinya, sekitar pukul delapan, aku merasa sudah cukup istirahat dan siap menghadapi apapun yang terjadi. Tepat saat itu, ponselku berbunyi dan aku melihat nomor wanita itu tertera di layar. “Nona,” sapaku begitu mengangkat telepon darinya. Dia hanya me