Bab 14 Dimanfaatkan Ari

1500 Kata

Aku menelan ludah. Meski aku merasa tegang, aku tetap berjalan mendekatinya. Begitu aku sudah di sisinya, dia kian mendesakku, “Cepatlah! Kenapa kamu lambat sekali? Kamu pria atau bukan?” “Baik,” jawabku. Sambil gemetar ketakutan, aku melihat kalau bentuk tubuhnya memang bisa dibilang bagus. Dari belakang, aku bisa melihat bentuk bokongnya yang bundar dan penuh. Apa yang ada di balik rok sepinggulnya itu juga tampak sangat menarik. Sayang, wajahnya sangat judes. Cantik atau tidak bukanlah masalah bagiku. Yang menjadi masalah utamaku adalah betapa galaknya dia. Baru saja aku menyentuh betisnya dan pelan-pelan memijatnya, dia sudah mengeluarkan suara erangan seolah begitu menikmati hal ini. Mendengar itu, aku malah mengeluh di dalam hati. Aku sama sekali tidak berniat mengambil keuntungan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN