Makian Wendy membuatku tidak berani menatap wajahnya. Karena tahu akan segera terjadi sesuatu dan aku merasa tidak sanggup menyaksikannya, aku pun melangkah menuju pintu dan membiarkan mereka mengurus sisanya. Hanya saja, Wira menghentikanku, “Kau tetap di sini dan jangan pergi ke mana-mana.”
Kemudian dia menyuruh Pandu keluar untuk berjaga-jaga, dan aku tidak mengerti maksud dan tujuannya.
Setelah selesai memberi perintah, Wira yang wajahnya kini diliputi ekspresi sombong sekaligus senang, segera mendorong tubuh Wendy ke atas sofa. Tubuh Wendy yang seksi itu segera tersingkap, terutama kedua kaki jenjangnya yang sempurna serta pinggulnya yang penuh dan pinggangnya yang ramping. Sungguh sangat seksi dan menawan.
Wira bergegas menghampiri Wendy sambil tersenyum m***m.
Wendy sangat ketak
