Asa bisa membayangkan betapa Sulit ada di posisi suster Lisa. Pasti serba salah rasanya. Di lain sisi ia tidak mau membuat Asmara dalam bahaya. Tapi di lain sisi ia juga sadar, membiarkan Asmara terus menerus di sini, tanpa sumber kebahagiaannya, dan terus dihantui sikap semena - mejea sang ayah. Itu akan jauh lebih buruk untuk kesehatannya. "Suster Lisa ... Suster nggak perlu khawatir. Karena suster udah melakukan hal benar. Saat ini tempat terbaik Mara memang bersama dengan sumber kebahagiaannya. Dia pasti akan cepat memburuk jika terus berada dalam masa depresif. Suster Lisa tenang ya. Saya akan diam. Saya nggak akan kasih tahu siapa pun. Saya janji." Suster Lisa mengerjap. "Aku tahu, aku bisa mengandalkan kamu, Sa. Aku tahu, aku nggak akan nyesel setelah berbagi sama kamu.