LAGI

1002 Kata

Ramzi semakin terdiam. Perasaannya tak enak. Pikirannya sudah tertuju pada kemungkinan yang tidak - tidak. "K - katanya tadi saat Asa menjalani tes perawat tetap, dia tiba - tiba pingsan. Terus sekarang lagi dirawat di ICU." Ramzi tanpa sadar meremas kedua lututnya. Benar, kan. Pikirannya tidak meleset. Asa kembali kambuh. "ICU?" Anis mengulang pernyataan Azam dengan pertanyaan. "Kok di ICU, Mas?" Rahman kali ini. "Aku juga nggak tahu, Yah, Buk. Dia belum kasih tahu. Yang jelas sekarang kita harus cepet - cepet sampai rumah sakit." "Pak, bisa tolong lebih cepat sedikit?" Rahman meminta pada sang supir taksi online. "Saya usahakan ya, Pak. Karena jalanan cukup macet." "Ya Allah ... kenapa lagi ini?" Anis merasa kembali sesak. Sebagai seorang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN