2. RESEPSI

1036 Kata
Acara resepsi berlanjut di gedung yang sama dengan jumlah tamu yang jauh lebih banyak, berlipat ganda dari tamu saat pengambilan sumpah pernikahan. Banyak tamu yang datang dari kalangan pengusaha dan ini semua adalah tamu Cyntia dan pamannya yang seorang pengusaha ternama. Bakhtiar yang hanya seorang manager sungguh tidak mungkin mendapat kunjungan dari para CEO dan petinggi lainnya. Dan semua orang pasti tau, meriah dan megahnya pesta ini karena siapa. Teman-teman Cyntia juga banyak yang hadir, mereka tertawa riang dan berfoto bersama. Mengucapkan selamat dan memberikan bingkisan. Ada yang bisik-bisik sambil terkikik saat memberikan kado. Sementara pengantin pria hanya mengamati saja. Mengalihkan pandangan keseluruh ruangan untuk mencari seseorang. Dia menemukannya! Lisa duduk berdekatan dengan ibu mertuanya. Disampingnya ada dua orang wanita yang mengapitnya kanan-kiri. Lisa duduk dengan kaki menyamping, tangannya tetap berada dipangkuan. Sekilas orang akan menilai bahwa dia duduk dengan sangat anggun, tapi mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengannya. Dua wanita yang mengapitnya itu bukan tamu sembarangan. Mereka pasti orang yang mengawasinya dan pergerakan kaki Lisa yang tidak bebas pasti karena dibalik gaun indah yang dikenakannya itu, kedua kaki jenjangnya terikat. "Mengapa takdir malang ini menyapa kita, sayangku? Aku sangat tidak berguna sebagai suami mu. Aku malu." Lagi-lagi Bakhtiar bergumam pelan untuk berjaga-jaga dari telinga-telinga yang menyebar di sekitarnya. Melihat Lisa seperti itu membuat hatinya tertusuk-tusuk duri tak kasat mata. "Kebahagiaan macam apa yang kuberikan ini? Aku sudah tidak tahan lagi, peduli setan dengan orang-orang disini, aku harus menghampirinya dan memeluknya memohon ampunan." Saat kaki Bakhtiar hendak melangkah, dia melihat seseorang mendekat kearah Lisa, kemudian berbicara pada dua orang wanita yang mengapit Lisa. Keduanya hanya mengangguk dan salah satunya bangkit berdiri dan meninggalkan ruangan. Seseorang itu duduk menggantikan wanita yang keluar itu, lalu berbicara dengan Lisa. Pandangan keduanya mengarah ke pelaminan. Tidak ada ekspresi diwajah Lisa. Tidak lama kemudian, wanita yang keluar tadi masuk kembali sambil mendorong kursi roda. Mendekat kearah Lisa. Kemudian kedua wanita itu membantu Lisa berdiri dan mendudukkannya di kursi roda. Mendorongnya menuju pintu keluar. Ada apa dengannya? Apakah dia sakit? Atau apa ini trik untuk menutupi kakinya yang diikat? ***** Pengantin baru itu sudah ada dikamar hotel dan ini sudah sangat larut. Sebenarnya masih ada beberapa tamu tetapi karena Cyntia merengek sudah lelah, maka pamannya mengambil alih pesta dan menyuruh mempelai istirahat di kamar hotel yang sudah dipesankan. Bakhtiar duduk disofa sambil melepaskan sepatu kemudian jas dan dasi. Cyntia sedang berdiri didepan meja rias sambil menghapus riasannya. "Mulai malam ini, jangan coba-coba menunjukkan wajah seperti itu padaku!" ujar Cyntia memecah keheningan. Wajahnya tetap menghadap ke cermin. "Aku tahu siapa yang ada dipikiranmu sekarang. Jangan khawatir, selama kamu bersikap baik, maka dia akan baik-baik saja, keselamatannya ada ditanganmu!" lanjutnya dengan santai dan masih sambil menghapus riasannya. "Apa itu ancaman?" tanya Bakhtiar skeptis. "Kamu tidak terlalu bodoh untuk mengartikan itu, kan?" jawab Cyntia seraya memandangi suaminya dari cermin. Kemudian melemparkan kapas bekasnya ke meja rias dan melangkah ke kamar mandi. Terdengar suara robekan dari kamar mandi kemudian disusul dengan suara air dari shower. Bakhtiar tidak berniat mengecek apa yang terjadi. Dia sudah yakin, suara robekan itu berasal dari gaun yang dikenakan Cyntia. Bakhtiar tetap pada posisi yang semula. Merogoh kantong dan mengambil ponsel kemudian menelpon suster yang merawat ibunya. Sebelumnya, Bakhtiar hanya tinggal berdua dengan ibunya yang sudah menderita stroke, dia anak yatim sejak kecil. Setelah lulus kuliah dia bekerja di perusahaan besar dan menjabat sebagai Manager lapangan. Perusahaan ini bergerak dibidang tambang, jadi dia lebih sering berada di site dari pada di kantor. Inilah awal mula pertemuannya dengan Lisa. Bakhtiar yang ditugaskan ke site di daerah X, bertemu dengan gadis bernama Lisa. Lisa datang ke site untuk mengantarkan cemilan bagi para pekerja proyek. Dari cerita yang tersebar di sesama orang proyek, Lisa adalah salah satu gadis desa tercantik namun sangat pendiam dan tertutup. Belum pernah ada yang berhasil mendekatinya. Beberapa pria pekerja proyek juga sering menggodanya, tapi semuanya diabaikan. Jangankan tergoda, bahkan pipinya saja tidak bersemu. Lisa hanya bicara pada Nando mandor lapangan dan pada juru masak. Bakhtiar tertarik padanya pada pandangan pertama, namun masih menahan diri. Mencari strategi untuk mendekatinya tanpa di abaikan seperti pria lainnya. Malu dong jika di tolak juga, dimana kelebihanku sebagai manager? batin Tiar waktu itu. Selama dua minggu Lisa datang ke site bersama seorang paruh baya bernama Ratmi. Kata bu Ratmi, cemilan yang mereka bawa adalah hasil masakan Lisa. Membuat Tiar semakin kagum padanya. Cantik, anggun, pintar memasak, apa lagi yang kurang? Gadis ini pasti istriable banget. Pucuk di cinta ulampun tiba. Jika memang sudah takdir, mau di tolak seribu kali pun tetap akan bersatu. Bakhtiar sebenarnya belum pernah di tolak, tapi di terima dengan sedikit terpaksa. Bagaimana tidak terpaksa, mereka menikah karena Lisa di terpa issue tidak sedap dan akhirnya terusir dari rumah. Bakhtiar menggunakan kesempatan itu dan melamar Lisa. Menikahinya hanya di saksikan oleh ayah Lisa dan keluarga Bu Ratmi. Setiba di kota, mereka berjanji akan belajar menerima satu sama lain. Tidak butuh waktu lama untuk saling mencintai. Tapi, mereka juga hanya menikmatinya sesaat sebelum---" Prang Ditengah lamunan Bakhtiar pada masa lalu yang belum terlalu lama, dia tidak menyadari bahwa Cyntia sudah selesai dan sedang duduk ditepi ranjang sambil memegang ponselnya. Cyntia baru saja melemparkan power banknya ke arah nakas sehingga terdengar bunyi prang. Cyntia hanya memakai kimono handuk dan rambutnya juga terbungkus handuk. Rautnya datar, sepertinya dia masih kesal pada suaminya. Jika dilihat dengan seksama, Cyntia ini gadis yang cantik dan masih muda. Pasti banyak yang jatuh hati padanya. Apalagi dia berasal dari keluarga sultan. Yakinlah, pasti banyak nyonya-nyonya sosialita yang menginginkannya jadi menantu, namun kenapa dia bersikeras menginginkan Bakhtiar yang hanya seorang manager diperusahaan pamannya? Sudah beristri pula? Bakhtiar masih memandangi Cyntia dengan berbagai pertanyaan lainnya dan mengikuti langkah kaki Cyntia dengan pandangannya ketika gadis itu berdiri dan melangkah kearah pintu. Dalam benak Bakhtiar dia bertanya, apa gadis itu sedang lapar dan ingin memesan sesuatu? Dugaannya salah, karena ternyata saat dia melamun tadi, Cyntia sudah melaporkan hal yang kurang menyenangkan di hatinya pada sang paman. Dan saat ini, paman Cyntia yang bernama Jason itu berada di depan pintu yang sudah di buka oleh Cyntia. Pandangan pria itu menatap tajam ke arah Bakhtiar. Saat itu, Bakhtiar sadar bahwa dia dalam bahaya karena keberadaan sosok yang sangat tidak ingin dia lihat sepanjang hidupnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN