1. AWAL MULA
1. AWAL MULA
"Dengan ini saya Bakhtiar Wibowo disaksikan oleh seluruh keluarga besar saya, saya mengambil engkau Cyntia Lauren Abimana menjadi istri saya, saya bersumpah akan setia dalam keadaan susah dan senang, miskin dan kaya, sakit dan sehat."
Sah!
Kedua mempelai yang sedang berdiri di altar dan menjadi pusat perhatian seluruh undangan itu baru saja selesai mengucapkan janji pernikahan.
Kalimat penentu masa depan mereka terutama pria itu. Gemuruh undangan yang hadir menyaksikan pernikahan ini tidak dihiraukan oleh mempelai pria. Matanya tertuju pada seseorang yang duduk dibarisan kedua dari depan. Wajah seseorang itu dirias tipis dan rambutnya disanggul rapi. Dia terlihat lebih kurus, matanya sedikit cekung dan pipinya tirus. Tetapi, wajahnya masih memancarkan aura kecantikan. Dia memakai gaun panjang menyerupai gamis warna lilac. Duduk dengan anggun memangku tangan seperti seorang putri yang berasal dari keluarga konglomerat. Bibirnya naik keatas dan menerbitkan senyum manisnya. Matanya menatap lurus ke altar dimana kedua pengantin baru itu berdiri. Walau bibirnya tersenyum tetapi pandangannya tetaplah kosong.
"Maafkan aku, sayang," gumam pria itu tanpa suara.
Namanya Lisa Liyanti, dia adalah gadis desa yang dinikahi oleh pengantin pria itu enam bulan lalu. Pria bernama Bakhtiar itu membawanya ke kota ini dengan penuh janji bahwa dia akan membahagiakannya. Mengobati segala penderitaan yang di alaminya di dalam rumah dan keluarganya sendiri dengan kebahagiaan yang tiada tara setiap waktu. Tapi lihatlah apa yang dilakukan pria itu kini. Kebahagiaan yang dijanjikan hanyalah sebatas kata-kata, yang diberikan justru penderitaan.
Setidaknya kalimat-kalimat itulah yang akan di ucapkan oleh orang-orang jika mereka mengetahui hubungan dan cerita rumah tangga pengantin pria itu bersama seorang wanita yang bernama Lisa itu. Orang-orang pasti mengatai pria itu seorang badjingan yang tega menikahi wanita lain di depan istri pertamanya. Sayangnya, pernikahan itu dilakukan di pulau seberang dan hanya di lakukan di rumah. Tidak ada undangan. Setelah tiba di kota ini, keduanya sepakat untuk tidak merayakannya. Cukup hanya syukuran kecil di rumah bersama keluarga terdekat.
"Tidak perlu perayaan, yang penting sudah sah. Keluargamu dan keluargaku sama-sama tahu pernikahan kita," ucap wanita itu kala dia di tanya soal perayaan pernikahan di kota tempat tinggal barunya. Perasaan keduanya sangat luwes saat itu dan tidak pernah terpikirkan akan di timpa masalah seperti yang mereka hadapi sekarang.
Bakhtiar tidak tahan untuk tidak meneteskan air mata saat pandangan mereka bertemu. Pria itu mencoba berkedip beberapa kali untuk menghalau air mata yang akan jatuh. Dia sadar apa konsekuensinya dan tidak berminat membuat masalah di acara ini yang bisa berakibat pada mereka orang-orang terdekatnya.
Ditengah aksi saling memandang itu, Bakhtiar melihat Lisa mengangguk samar sambil tersenyum seolah- olah berkata bahwa semuanya baik-baik saja. Tindakan Lisa itu semakin membuat Tiar merasa bersalah.
"Now, you may kiss your bride!"
Suara MC yang menggema mengembalikan kesadaran pria itu. Bakhtiar mengarahkan pandangannya pada perempuan yang baru saja dinikahi. Perempuan cantik yang begitu enerjik. Perempuan itu tersenyum bahagia tanpa beban. Bakhtiar melihatnya begitu lekat hingga beberapa detik lalu bertanya dalam hati, "sebenarnya apa yang dilihat gadis ini pada diriku?"
Gadis itu bernama Cyntia Lauren Abimana. Gadis kota yang berasal dari keluarga kaya-raya dan berpendidikan tinggi. Cyntia mengaku sangat menyukai Bakhtiar dan tidak menginginkan siapa pun untuk menjadi suaminya kecuali Bakhtiar. Dia meraung-raung saat mengetahui bahwa Bakhtiar sudah menikah. Dan dengan segala kekuatan dan kekayaan yang dia miliki, dia berhasil meraih Bakhtiar dan merampasnya dari perempuan lain yang sudah berstatus istri. Obsesinya pada Bakhtiar mengorbankan banyak pihak.
"Kita semua disini tahu, pengantinmu yang tercantik di ruangan ini, jadi stop melihatnya seperti itu! Hey, hellooooww," candaan MC dengan suara sedikit mendayu mengundang sorak sorai para undangan dan beberapa bertepuk tangan.
Bakhtiar melihat sekali lagi gadis dihadapannya, gadis itu tersenyum malu-malu, mungkin karena mendengar perkataan MC itu, entahlah. Apakah sebahagia itu di puji cantik? Ya benar, dia memang sangat cantik dengan gaun putih lengan panjang dengan ekor yang menyapu lantai, riasannya juga sangat sempurna ditangan MUA terkenal, dibadannya melekat perhiasan-perhiasan mahal.
Cyntia menatap suaminya itu dengan senyum yang menampakkan deretan giginya yang rapi. Binar matanya penuh cinta, tanpa dia sadari bahwa suami yang di gilainya itu tidak tertarik padanya. Dia di pandang begitu menjijikkan. Walau mata Bakhtiar terbuka lebar dan mengarah padanya, tetapi mata itu tertutup. Tertutup oleh kebencian yang tidak bisa di ungkapkan.
"Aku lebih tertarik dengan senyuman dan pandangan istriku Lisa," gumam Bakhtiar pelan dan nyaris hanya dirinya saja yang mendengar. Wajahnya tidak bergerak sama sekali walau para hadirin disana mulai berseru menagih apa yang di perintahkan oleh MC.
Saat memikirkan tentang Lisa dan membandingkannya dengan istri baru di hadapannya, tiba-tiba Bakhtiar merasa seperti ada sesuatu yang menusuk punggungnya. Bulu kuduknya berdesir. Bakhtiar menggeleng dan mengangkat pandangan. Arah matanya beralih ke belakang Cyntia. Oh Tuhan, betapa kagetnya saat melihat mata tajam itu menatap seolah-olah bisa membelah tubuh Bakhtiar. Pria di ujung sana pasti sedang menahan emosi.
"Cium! cium! cium!"
Teriakan para hadirin diiringi tepukan mengisi seluruh ruangan ini. Dengan berat hati Bakhtiar mendekatkan wajah dan mencium gadis yang sudah bergelar istri itu. Cyntia tersenyum dan memejamkan mata lalu mendongak menerima ciuman dari pria yang paling di cintai di dunia ini setelah pamannya.
Acara berlanjut dengan sungkeman kepada orang tua atau wali. Bakhtiar berjalan kearah ibunya di ikuti oleh Cyntia, mereka bersujud dikaki ibu. Baktiar menangis memohon ampun pada ibunya sambil meminta doanya. Ibunya yang kurang sehat karena menderita stroke hanya bisa tergugu tanpa bisa mengucapkan sepatah kata, air matanya runtuh tidak berhenti.
Dengan susah payah dan dibantu oleh suster yang duduk disampingnya, wanita lumpuh itu mengangkat tangan kemudian mengelus punggung anaknya. Tangannya bergetar, hatinya hancur. Apa dosa yang dia dan suaminya dulu perbuat sehingga mendapat karma saat ini. Anak satu-satunya ini sudah menikah dan mereka sangat bahagia. Mengapa wanita kaya ini datang menghancurkan kebahagiaan anak dan menantunya?
"Aku pasti telah melakukan kesalahan besar di masa lalu. Itu sebabnya di masa tuaku ini aku mendapatkan karma. Maafkan ibumu ini, Nak." Wanita lumpuh itu tergugu saat mengelus punggung anaknya.
Setelah sungkeman pada ibu Bakhtiar kini berlanjut pada keluarga Cyntia. Dia hanya diwakili oleh pamannya. Dia dipeluk hangat dan diberi wejangan, Cyntia tersenyum seraya mengangguk saat mendapatkan kasih sayang yang begitu besar dari sang paman. Lalu saat sang paman memeluk Bakhtiar, pria itu bisa merasakan ancaman saat bisikan menyapa telinganya,
"Jangan main-main denganku dan kesayanganku, kau tahu apa taruhannya!"