Ruang rawat terasa sunyi, tidak ada yang bersuara. Hanya terdengar bunyi tetesan cairan infus dan suara televisi yang menyala. Brenda masih dirawat di rumah sakit setelah satu minggu yang lalu dirinya siuman. Wanita itu terus saja diam, jarang bicara. Bahkan bisa dikatakan Brenda membisu jika tidak ada yang bertanya. Kadang, ada yang bertanya pun wanita berusia tiga puluh ke atas itu hanya diam tanpa menanggapi. Ricky hanya bisa menghela napas, dia menerima semua kemarahan Brenda dalam bentuk apa pun. Dirinya menjelma jadi penghuni rumah sakit dan jarang pulang setelah Brenda dirawat di rumah sakit. Hanya sesekali lelaki itu pulang untuk menengok Zatteya. Selebihnya waktu Ricky hanya diberikan pada Brenda. "Sayang, kamu mau ke mana?" Ricky melihat Brenda bangun dari tidurnya dan turun s