Marah ya tetap marah, tapi kewajiban sebagai istri harus tetap dijalani. Sepanjang malam Amara terus saja menggerutu saat Arkha terus saja berbuat seenak dahinya. Namun yang lebih membuat Amara kesal ialah dengan tubuhnya sendiri terkesan menyukai setiap sentuhan yang dilakukan oleh Arkha. “Aku lagi marah sama kamu. Nggak mau ngomong!” “Nggak apa-apa lo diam aja, tinggal nikmati.” “Aku nggak mau lihat muka kamu.” “Kamu bisa merem sambil meresapi.” Dobel sial, Amara terhanyut dalam rengkuhan cowok perayu wanita nomer satu sejagat raya ini. Sampai pagi menjelang ia terus saja mengingat akan hal itu. Wajahnya memerah sendiri marah bercampur malu saat berpapasan dengan Arkha. Namun, ia berjanji dengan dirinya sendiri, meski pun ia telah melakukan semua. Tidak melupakan masalah di an