Di bawah terik sinarnya matahari yang menyinari kota Jakarta, kemacetan sangat padat sehingga membuat Amara yang sedang naik motor matic dan helm bertengger di atas kepalanya itu berkali-kali menekan tombol klakson karena begitu buru-burunya ingin segera sampai ke tempat tujuan. Di bawah lututnya ia membawa kotak akan diserahkan pada Kafeel ke kantornya, sedangkan ia memiliki waktu jam makan siang tidak banyak. Suara klakson kendaraan bermotor saling bersautan, rasanya Amara kini seperti sedang terjebak oleh arus mudik lebaran. Padahal ini adalah hari biasa. Ia memutuskan untuk berdiam sejenak, mengambil smartphone dari salam tas. Memainkan gadget sejenak untuk melepas kejenuhan. Tiba-tiba ia tersentak saat klason mobil ditekan tepat di sampingnya, kalau tidak memegangi benda di tanga