Chapter 4

1021 Kata
"Ada apa sayang?" tanya Nenek Mia sekali lagi. "Bianca tidak bisa keluar rumah karna Bianca takut jika akan menyusahkan ketika keluar," ujar Bianca perlahan pelan. "Astaga. kasihan sekali Bianca," batin Nenek Mia sembari menatap Bianca dan mengelus rambutnya. "Jika Nenek ingin belanja, sebaiknya Bianca tidak ikut," ujar Bianca. "Tidak apa sayang. Bianca ikut saja bersama Nenek," ujar Nenek Mia. Bianca merasa ragu, namun Nenek Mia meyakinkan dia untuk ikut supaya dia bisa menghirup udara di luar. Setelah Nenek Mia membujuknya, akhirnya Bianca tidak bisa menolak, dia akhirnya bersiap untuk ikut berbelanja bersama dengan Nenek Mia. Namun, ketika Bianca mengganti pakaian, Nenek Mia memperhatikan semua pakaian yang dimiliki oleh Bianca. "Apa ini semua pakaian Bianca?" Tanya Nenek Mia "Iya, Nek." Jawab Bianca Nenek Mia merasa iba melihat pakaian Bianca, dia berniat untuk membelikan beberapa pakaian baru untuk Bianca. "Baiklah. Sekarang Bianca bersiap, lalu kita akan berangkat." Ujar Nenek Mia Bianca pun mengangguk sembari tersenyum. Dia akhirnya berganti pakaian tanpa di bantu oleh Nenek Mia. Setelah berganti pakaian, Bianca dan Nenek Mia berangkat. Dalam perjalanan, Nenek Mia mendapatkan panggilan masuk dari cucunya. "Ya, halo?" jawab Nenek Mia Beliau berbicara dengan cucunya untuk beberapa saat. Setelah pembicaraannya berakhir, Bianca pun bertanya. "Siapa Nek?" "Cucu Nenek. Namanya Erza, dia merupakan Cucu laki-laki nenek yang paling tampan." "Benarkah?" "Iya." Beberapa saat kemudian mereka sampai di pusat perbelanjaan. Nenek Mia, Bianca, dan supirnya pun turun dari mobil, dan masuk ke dalam. Nenek Mia menuntun Bianca, sedangkan supirnya mendorong troly, dan mengikuti kedua orang yang berjalan di depannya. Ketiga orang itu berjalan dari lorong ke lorong, dan mengambil barang yang akan di beli. Banyak sekali bahan belanja, dan beberapa barang yang di beli Nenek Mia. Setelah beberapa saat, Bianca merasa lelah, dan ingin istirahat. Mereka akhirnya duduk di tempat makan di dalam pusat perbelanjaan itu. Kemudian Nenek Mia meminta supirnya untuk membeli makan, dan minuman. Nenek Mia dan Bianca menunggu untuk beberapa saat hingga supirnya kembali dan membawa makan dan minum. "Ini Nyonya." ujar Supirnya "Terima kasih." ujar Nenek Mia. Kemudian Nenek Mia memberi Bianca minum, lalu menyuruhnya untuk makan makanan yang di beli supirnya tadi "Ayo sayang, ini ada makanan untuk kamu." ujar Nenek Mia "Terima kasih, Nek." ujar Bianca sembari meraba meja untuk mengetahui letak makanan yang di maksud Nenek Mia. Ketika Nenek Mia akan menyuapi Bianca, gadis itu berkata. "Bianca bisa sendiri, Nek." Nenek Mia akhirnya melihat Bianca yang melakukannya sendiri. Walaupun sedikit berantakan, namun Nenek Mia membiarkan Bianca melakukannya sendiri. Setelah habis, mereka melanjutkan lagi belanjanya. Setelah mendapatkan semuanya, mereka menuju kasir untuk membayar belanjaannya. "Bianca ingin kemana lagi?" tanya Nenek Mia "Um ... Bianca tidak ingin kemana-mana lagi, nek." ujarnya "Baiklah. Kalau begitu, kita pulang ya." "Iya, Nek." Mereka beranjak pulang. Namun, sebelum sampai di rumah Bianca, Nenek Mia meminta pada supirnya untuk mengantarnya ke toko roti biasanya, dan supirnya pun mengangguk mengiyakan. Ketika sampai di toko roti yang di maksudkan, Bianca dan Nenek Mia turun dari mobil, sedangkan supirnya menunggu di mobil. Kedua orang itu berjalan masuk ke dalam toko roti, dan di sambut dengan ramah. "Selamat datang. silahkan." ujar pemilik toko roti. "Bianca suka roti apa?" tanya Nenek Mia "Apapun Nek, Bianca tidak memilih makanan." ujar gadis itu "Baiklah." Nenek Mia akhirnya memilih beberapa roti, kemudian Beliau membayar roti yang di pilihnya tadi. Ketika selesai membeli roti, Nenek Mia dan Bianca kembali ke mobil. Dalam perjalanan pulang, Nenek Mia memberikan satu kue yang menurutnya enak, dan Bianca pasti akan suka "Ini sayang, coba kamu makan roti ini." "Terima kasih, Nek." ujar Bianca menerima roti yang di beri Nenek Mia. Bianca pun mencoba rotinya. Setelah satu gigit, dan merasakannya, Bianca benar-benar menyukai roti pemberian Nenek Mia "Hm ... Rotinya enak, Nek. Bianca suka." ujar Bianca menyeringai. "Baguslah jika kamu suka." ujar Nenek Mia "Um ... Terima kasih, Nek" "Iya. Sama-sama." Beberapa saat kemudian, Mereka akhirnya sampai di rumah Bianca lagi. Nenek Mia menuntun Bianca, sedangkan barang belanjaannya di bawakan oleh supirnya "Kita sudah sampai," Ujar Nenek Mia yang membantu Bianca duduk di sofa "Terima kasih untuk hari ini ya, Nek." ujar Bianca "Sama-sama sayang," Ujar Nenek Mia. "Oh ya, letakkan belanjaannya di dapur." titahnya "Baik, Nyonya." Setelah supirnya meletakkan belanjaannya di dapur, dia beranjak pergi, dan menunggu Nenek Mia di mobil. Sekarang Nenek Mia dan Bianca tengah membereskan barang belanjaan mereka tadi. "Maaf ya, Nek. Bianca hanya bisa bantu Nenek seperti ini," ujar Bianca "Tidak masalah, sayang. Nenek sangat senang karna kamu mau membantu Nenek." Walaupun Bianca tidak bisa membantu banyak, tapi dia mencobanya. Dua jam kemudian. Hari mulai petang, Nenek Mia harus segera pulang, jika tidak, maka Cucu kesayangannya akan mencarinya. Namun, sebelum Nenek Mia beranjak pergi, Beliau membuatkan makanan untuk Bianca. "Nenek harus pulang, besok Nenek akan ke sini lagi." pamit Nenek Mia "Terima kasih banyak, Nek. Besok jika Nenek lelah atau sibuk, sebaiknya Nenek tidak perlu datang ke sini." ujar Bianca "Kenapa? Apa Bianca tidak suka jika Nenek datang ke sini?" tanya Nenek Mia yang sedih mendengar perkataan Bianca seperti tadi "Mana mungkin Bianca tidak suka jika Nenek datang ... tapi Bianca takut jika Nenek akan kelelahan karna mengurus Bianca." "Nenek tidak akan kelelahan, sayang. Nenek malah senang berada di sini." Bianca merasa tidak enak, di satu sisi, dia tidak ingin Nenek Mia sampai kelelahan, tapi di sisi lain, Bianca tidak enak jika menghalangi Nenek Mia untuk datang ke tempatnya. "Baiklah, kalau begitu Nenek pulang sekarang ya," pamit Nenek Mia "Iya, Nek. Hati-hati di jalan ." "Iya, sayang." Nenek Mia pun beranjak pergi, lalu Bianca mengunci pintunya supaya tidak ada orang yang bisa masuk ke dalam rumahnya. Setelah itu, Bianca berjalan ke meja makan untuk makan makanan yang di buatkan oleh Nenek Mia. "Hm ... Rasanya Enak, seperti masakan Nenek," ujar Bianca menitihkan air mata Bianca merasa rindu pada neneknya, dan dia merasa kesepian lagi. Setelah selesai makan, Bianca mencoba untuk membereskan alat makannya. Namun, ketika dia sedang mencuci alat makannya, tanpa sengaja Bianca menjatuhkan satu mangkuknya, dan pecah. Bianca pun merasa kaget, namun dia akhirnya mencoba membersihkannya. Walaupun agak susah, tapi Bianca berhasil melakukannya. Bagi orang lain, membersihkan pecahan alat makannya sangat mudah, tapi bagi Bianca yang baru pertama kali melakukannya tidaklah mudah. Jarinya dia bahkan terkena pecahan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN