Seminggu sudah aku lalui tanpa gangguan Mas Heru. Entah mengapa, meskipun ia tak menggangguku beberapa hari ini, aku merasakan kecemasan yang tidak biasanya aku rasakan sebelumnya. Dan kebetulan, hari ini sidang pertama kami di pengadilan agama. Aku sudah bersiap-siap untuk pergi. Setelah membuka butik, aku berpesan pada seluruh karyawan agar terus waspada. Aku juga berpesan, jika Mas Heru datang dan membuat keributan, segera menelponku. Atau laporkan pada polisi jika memang sangat membahayakan. Aku menjemput Nia di rumahnya. Karena memang, Nia lah pengacaraku dalam kasus perceraian ini. Ferdi turut serta menemaniku dengan mengatakan akan datang menyusul setelah selesai mengantarkan berkas penting ke Kantor Dinas Perlindungan Anak. Kebetulan, Ferdi sedang membantu pihak terkait dalam me