Bebas

1076 Kata
Cahaya membuka matanya ketika terlihat sosok yang amat ia rindukan sedang duduk menunggunya. ia langsung tersenyum ketika melihat wajah itu ada di sana. Namun tiba-tiba ia tersadar dan hendak duduk, tapi di cegah oleh Deri. "Ya, jangan bangun dulu, kamu masih harus banyak istirahat."Kata Deri. "Kamu kenapa ada di sini,Der.Kalau ada yang lihat kamu gimana? bisa gawat nanti."Kata Cahaya lagi sedikit panik. "Jangan cemas sayang, ini tengah malam, semua orang sudah tidur termasuk penjaga di luar.'Balas Deri. Cahaya tampak begitu lega setelah mendengarnya, kemudian ia mengusap wajah tampan milik kekasihnya itu dengan lembut. "Kamu kenapa bisa ada disini, gimana kerjaan kamu lancar?" tanya Cahaya lagi. Deri mengangguk, "Sangat lancar sayang." balasnya dengan wajah yang sulit untuk diartikan. "Tapi kok gitu wajahnya?" tanya Cahaya lagi. "Aku... aku hanya merasa menyesal sayang, kenapa kau mau melakukan ini untukku cahaya kenapa? seharusnya aku yang ada di penjara.Seharusnya aku yang mendapatkan hukuman bukan kamu." Cahaya segera membekap mulut Deri, agar pria itu berhenti bicara. "Diam Deri, apa yang kamu katakan, nanti semua orang mendengarnya."Balas Cahaya. Namun Deri segera menepis tangan kekasihnya itu, "Aku gak peduli Ya, harusnya aku yang ada disini, aku yang sudah menabrak wanita itu hingga mati.Kenapa kamu yang harus menanggungnya? kenapa?Aku akan bilang pada petugas di luar kalau aku pelaku sebenarnya,Ya." Deri segera bangkit hendak kembali berteriak, tapi dengan keras Cahaya langsung menamparnya. Pria itu tergugu sambil memegangi pipinya yang terasa amat kebas itu. "Jangan sia-siakan pengorbananku dengan tingkah t***l mu itu,Deri.Ingat aku sudah sampai sejauh ini."Balas Cahaya. Deri menatap wajah Cahaya dengan air mata yang sudah berjatuhan begitupun dengan wanita itu. "Kenapa kamu harus berkorban sejauh ini, Ya.Kenapa? aku tidak pantas menerimanya." Deri langsung menangis sejadi-jadinya di pangkuan wanita itu, menumpahkan rasa sesaknya yang tidak bisa ia keluarkan sama sekali di hadapan kekasihnya itu. "Kau harus sukses Der, buat orang tuamu dan aku bangga,hanya itu yang aku minta. Mulai sekarang jangan temui aku selama didalam tahanan, jangan rusak reputasi mu hanya demi mengunjungi seorang napi.Ku mohon." Deri mendongakan wajahnya melihat kembali Cahaya dengan kesungguanya. "Apa maksudmu, Cahaya? aku tidak mau putus, ingat kau calon istriku.AKu tidak mau berpisah denganmu." Tola Deri. Wanita itu menggeleng. "KIta tidak putus, kita hanya berpisah sementara, anggap saja aku sedang melakukan pelatihan selama enam tahun, apa kau sanggup menungguku?" Deri kembali diam sebentar, kemudian menganguk. "Setelah kau keluar dari tahanan, kau akan jadi istriku, Cahaya.Aku janji." Cahaya tersenyum, "Aku juga janji."Balasnya. Keduanya saling melempar senyum, kemudian Deri membawa Cahaya kedalam pelukannya. "Hanya kamu wanita yang aku cintai." Bisiknya lirih. Namun tatapan mata pria itu tertuju pada hal lain, dimana wajah Alviana tengah menari nari indah di bayangannya. Setelah satu jam berada di ruangan rawat, Deri akhirnya pergi meninggalkan Cahaya sendirian, sebelum pergi, pria itu sempat mengecup kening wanita itu sebagai tanda perpisahan. Cahaya yang melihat Deri melambaikan tangan dan menutup pintu, tersenyum dan balas melambaikan tangan, kemudian ia meraba perutnya yang rata. "Maafkan aku." *** "Papa..." Seorang gadis kecil melompat-lompat dengan senang ketika mobil yang membawa ayahnya telah terparkir di halaman rumah yang sangat megah itu. Kemudian seorang pria tampan dengan setelan jas dan kacamata hitamnya keluar dari mobil tersebut.Pria itu langsung tersenyum dan merentangkan kedua tangannya begitu melihat gadis kecil itu berlari kearahnya. "Mina.. sudah papa bilang, jangan lari-lari.Kamu tiga hari yang lalu jatuh karena kesandung.Gak mau kan kalau sampai jatuh lagi?' "No papa, Mina kuat.Karena Mina anak papa."Balasnya. "Pintar."Pria itu langsung menggendong tubuh mungil sang putri dan membawanya masuk.Beberapa pelayan dan pengasuh membungkukkan badan begitu melihat tuanya telah pulang ke rumah setelah seharian bekerja. "Dimana Alviana?'' tanyanya pada salah satu maid di sana. "Nyonya untuk tiga hari ke depan tidak akan pulang, Tuan.Beliau saat ini sedang dalam perjalanan ke luar kota"Jawabnya. "Apa tuan Bintang membutuhkan sesuatu?" tanya maid lagi. ''Tidak, Mina sudah makan?" "Sudah tuan, sebelum tuan Bintang datang, nona Mina sudah makan." "Bagus. Aku ingin beristirahat, tolong kau tidurkan MIna saja." Belum sempat sang maid menjawab, Mina tiba-tiba sudah menyela. "No papa, Mina tidak mau tidur sendiri.Mina mau tidur sama Papa."Rengek gadis kecil itu. Bintang menghela napasnya, seperti inilah kehidupan Bintang setelah lima tahun berlalu.Pada akhirnya ia benar-benar di paksa untuk menikahi Alviana, wanita yang tidak ia cintai sama sekali. Bintang merebahkan tubuh Mina di kasur milik gadis kecil itu, kemudian menyelimutinya.Selimut bercorak kartun hello kitty, merupakan karakter kesukaan gadis kecil itu dan kamarnya juga semua bertemakan hello kitty. Bintang mengusap lembut wajah gadis kecil itu, di mulai dari mata, hidung dan pipi, bibirnya mengulas senyum tipis melihat perpaduan wajah yang menjadi satu dalam bentuk seorang Minara Fitriani. Tiba -tiba nada dering ponsel mengejutkan Bintang yang masih memandangi wajah Mina. Tak ingin membuat tidur sang putri terganggu Bintang langsung keluar kamar untuk menerima panggilan yang rupanya dari Dimas, asistennya. "Halo,Dim.Ada apa?" (Tuan, wanita itu besok akan bebas.) Bintang mengeratkan pegangannya pada benda pipih yang masih menempel di telinganya itu,terlihat senyum manis yang biasa ia tunjukan pada Mina berubah menjadi senyum menyeramkan seiring ponsel yang sudah ia matikan. Di tempat lain. Sepasang aktor dan artis tengah di kerumuni oleh banyaknya wartawan yang ingin meliput film terbaru mereka.Terlihat jika kedua bintang ini sangat kesulitan untuk bergerak karena banyaknya wartawan yang sudah menghadang, padahal saat ini mereka akan melakukan konferensi pres. "Deri, bagaimana kesan-kesan mu setelah dipasangkan kembali dalam sebuah film dengan Alviana?Apakah anda yakin tidak akan ada cinta lokasi? mengingat chemistry anda dan Alviana sangat kuat?" Tanya salah seorang wartawan pada Deri. Pria yang berpenampilan mewah itupun hanya tersenyum, tak banyak yang ia katakan selain, ''Antara aku dan Alviana, kami tidak mungkin terlibat cinta lokasi, mengingat dirinya adalah seorang istri dan ibu dari seorang putri.Selain itu aku juga sedang menunggu tunanganku yang sedang belajar di luar negeri.Jadi aku pastikan diantara kami tidak ada hubungan apa-apa selain hubungan pekerjaan." ucapnya yang di tanggapi anggukan serta senyuman dari lawan mainnya Alviana. ** Deri mendorong tubuh Alviana yang nampak sangat sayu itu ke dinding kamar hotel, napas keduanya saling terengah-engah seiring gairah yang melanda mereka, Hingga tanpa sadar semua pakaian yang melekat pada tubuh mereka sudah berserakan di lantai berganti dengan bulir bulir keringat yang menyatu dengan deru napas keduanya. Satu jam kemudian, "Besok aku akan pulang lebih dulu, kau tidak keberatan aku tinggal?"Tanya Deri,sambil mengusap punggung polos yang saat ini tengah mendekap erat dirinya itu. "Kenapa? kau tega ninggalin aku disini?" Tanya Via. Deri menghela napasnya, Alviana begitu manja pada dirinya, meski ia sangat suka, tapi besok adalah hari kebebasan Cahaya dan ia ingin menjemputnya. "Ada pekerjaan yang hendak aku urus."Balas Deri. "Apa karena kekasihmu yang akan pulang, jadi kau ingin meninggalkanku,Deri?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN