Di dapur, Tamara sedang memandangi pergerakan mertuanya yang saat itu tengah memasak. Terlihat kerepotan, tetapi Tamara masih enggan membantu, ia hanya ingin menikmati hasilnya nanti. "Hihi sampai keringetan," gumam Tamara cekikikan sendiri. Entah kenapa memandangi papa mertuanya itu sangat nikmat, seperti ada perasaan senang saja. "Gak ada niatan bantuin papa?" "Itu namanya sama saja aku yang masak, 'kan Ara maunya dimasakin. Tinggal makan, kenyang, habis itu sambung tidur," atur Tamara. "Enggak semudah itu. Enak aja kamu bangunin papa, tinggal makan, langsung tidur pula!" sahut Arei, di sela-sela kegiatannya. "Katanya buat anak apa si yang enggak. Gini aja perhitungan. Jadi kakek itu harus baik!" balas Tamara. Arei meremeh menunjukkan bibir yang ditarik ke bawah, merasa aneh den