Dua minggu berlalu sejak kejadian malam itu. Sikap Regan masih tetap pendiam, namun kadang ia masih sama menyebalkannya, dengan tatapan sinisnya melemparkan kata-kata yang dengan mudah mengiris hati Elena. Terkadang laki-laki itu lebih kejam- sangat kejam. Namun terkadang lagi, laki-laki itu begitu baik, mengajaknya makan siang bersama, mengenalkannya pada klien dan relasi bisnisnya yang lain, membelikannya makanan, menawarkan tumpangan ketika malam. Meskipun hal itu jarang sekali terjadi dan Regan selalu melampiaskan kebenciannya lebih besar setelah memperlakukannya dengan baik. Laki-laki itu semakin tidak bisa dipahami. Ponselnya berdering cukup keras, Elena segera mematikannya ketika melihat Regan memelototinya dari balik layar komputernya. Elena melihat nama Sandra di layar ponselnya.