"Kapan?" Wajah Feri langsung berubah serius. Ia tentu kaget mendengar apa yang diucapkan Sara barusan. "Beberapa hari kemarin." "Lalu?" Sara menghela nafas. Ia sedang melipat beberapa kain lap yang sudah kering. "Mungkin menunggu waktu yang tepat." "Mem--" "Ssstt!" potong Sara. Sebelah alis milik Feri terangkat. Matanya seolah bertanya, kenapa? "Aya di kamar. Tidur siang. Beberapa hari kemarin sangat sibuk di butik karena pabrik itu. Banyak pasokan kain tak ada sementara banyak pesanan juga yang belum selesai. Kemarin baru selesai dialog sama beberapa pelanggan." "Sudah ada solusinya?" Sara hanya mengangguk. Perkiraannya sih sudah. Tapi ia tak bertanya lagi pada anak sulungnya karena terlihat begitu sibuk. "Ada urusan apa Aya sama dia?" Feri menanyakan pertanyaan itu lagi. Ta