Part 6

974 Kata
Orland keluar dari kamar rawat Fey sambil memikirkan apa yang harus dilakukannya, ini pertanda bagus, karna kembarannya menetapkan satu wanita yang akan mengisi tempat tidurnya, lalu bagaimana dengan hatinya? Aku harap dia juga berhasil mendapatkan hati kembarannya itu. Orland yakin bahwa Fey adalah wanita yang nantinya akan membuat Arnold sadar akan profesi yang ditekuninya itu salah dan semoga saja wanita itu dapat menghentikan profesi kotor kembarannya, sebelum para polisi menangkapnya. Karena profesi seperti mafia narkoba sangatlah tidak patut dikerjakan. Ini juga pertanda jelek bagi wanita itu, karna dia harus rela melayani seluruh nafsu b***t Arnold. 'Apa yang harus aku lakukan? Menolong wanita itu keluar dari jebakan Arnold, atau menjadikannya alat untuk kebaikan Arnold sendiri nanti?'’ Orland berpikir dengan keras, sehingga dia memutuskan untuk memilih kebahagiaan kembarannya dari pada wanita itu. Karena menurutnya, jika kembarannya bahagia, wanita itu juga pasti akan bahagia, entah darimana keyakinan itu muncul, yang pasti Orland sangat yakin akan hal itu. Orland berencana untuk membuat keintiman mereka menjadi lebih dekat, dengan begitu kembarannya akan segera sadar dengan perasaannya dan juga wanita itu dapat secepatnya benar-benar jatuh cinta kepada Arnold, bagaimana pun caranya. Orland pun pergi menjauh dari pintu kamar rawat Fey menuju apotek terdekat, Orland ingin membeli sesuatu yang akan membuat keintiman itu benar-benar terjadi, berhasil atau tidaknya itu urusan belakang. Sementara itu... Di kamar rawat Fey, Arnold masih menatap sinis ke arah Fey yang sedang tertunduk takut. Perkataan Arnold tadi membuatnya ketakutan, dia tidak dapat lagi kabur, bahkan kabur ke dunia lain pun, dia akan masih dikejar. "Apa kau tau?" Arnold mengangkat dagu Fey agar bisa menatapnya. "Kau melakukan hal bodoh seperti ini untuk apa? Agar aku melepaskanmu? Haha, in your dream beib." Lalu Arnold mencium kasar bibir Fey, sampai seketika terdengar dering telepon di sakunya. Arnold mengangkatnya sambil berlalu menjauh dari kamar rawat Fey supaya dia bisa mendengar suara penelepon Atersebut dengan jelas. Setelah kepergian Arnold, Orland kembali masuk ke kamar rawat Fey dengan sebotol obat cair, Fey tidak mengetahui itu obat apa, tapi yang pasti setelah sampai disisi ranjang Fey, Orland langsung membuka tutup botol itu dan mengisinya ke dalam suntikan baru yang dibelinya bersama obat tersebut, setelah diyakini suntikan tetsebut sudah penuh dengan cairan di dalam botol, Orland langsung menyuntikkannya ke arah kantong infus milik Fey. "Apa itu? Apa yang kau masukkan ke dalam infusku?" Fey menatap bingung terhadap apa yang dilakukan oleh Orland. "Hanya sesuatu yang sangat manis dan kau akan menyukainya, bahkan kau akan menikmatinya dengan seluruh gerak-gerik tubuhmu, believe me..," Orland mengedipkan sebelah matanya ke arah Fey, sebelum dia membereskan obat dan jarum suntik tersebut kemudian keluar ruangan, sebelumnya dia berpapasan dengan Arnold di luar dan dengan sedikit senyum kemenangan ia melirik ke arah Arnold. Arnold merasa akan terjadi sesuatu yang tidak baik sebentar lagi, Arnold segera mengenyahkan pikiran itu lalu meneruskan langkahnya masuk ke kamar rawat Fey. Setelah masuk, dia melihat Fey yang sedang mengibas-ngibaskan tangannya ke sekitar leher, dia merasa tubuhnya seperti terbakar. ‘Kenapa dia?'’ Arnold bertanya-tanya. "Hhh.. panas.. hhh..," Fey megap-megap akibat panas di sekitar tubuhnya. Arnold menghampiri Fey dan memeriksa suhu tubuh Fey yang normal-normal saja, tapi kenapa dia merasa kepanasan? ‘Jangan-jangan obat perangsang?' batin Arnold tak habis pikir. 'Argh.. pasti ini kerjaan Orland, dasar kembaran gila, apa yang harus aku lakukan? Jika aku tak melakukan sesuatu sekarang bisa gawat dengan keadaan Fey nanti, ini semua gara-gara Orland, aku akan beri dia pelajaran setelah ini,' Arnold terus memaki-maki kembarannya sambil berlalu ke arah pintu kamar rawat Fey, kemudian menguncinya dari dalam. "Ahhh... gerah... hhh..," Fey memutuskan untuk membuka bajunya, dia tidak peduli jika di depannya kini ada sosok Arnold, yang terpenting baginya kini adalah tubuhnya tidak lagi terasa terbakar seperti ini. Arnold kembali mendekati Fey, setelah tadi sempat meminta infus baru kepada salah satu perawat yang kebetulan lewat dan memintanya mengirimnya setelah beberapa jam karna Arnold harus menuntaskan gairah Fey terlebih dahulu. Arnold segera mencumbu bibir Fey dan tanpa disangka Fey mengalungkan kedua tangannya ke leher Arnold untuk membalas setiap perbuatan bibir Arnold yang bermain di dalam mulutnya. Merasa mmendapat balasan dari Fey, Arnold pun mulai memperdalam kulumannya pada bibir Fey dan sedikit melumat bibir ranum Fey, iaingin segera menyelesaikan ini, karena ini bukan di kamarnya, tapi di rumah sakit dan dia tak ingin orang lain tau mengenai kegiatannya ini. Ini semua gara-gara Orland,’ disela-sela ciumannya Arnold masih menyumpah serapah Orland yang saat ini mungkin sudah pergi entah kemana, meninggalkan kembarannya dengan penyiksaan kenikmatan ini. Arnold meneruskan kegiatannya membuka baju pasien Fey dan menanggalkan semuanya agar pekerjaan ini segera selesai, karena sebentar lagi Arnold harus menghadiri meeting dengan salah satu klein-nya di sebuah hotel yang kebetulan dekat dengan rumah sakit ini. Setelah melepaskan semua kain yang melekat di tubuh Fey, Arnold segera memindahkan cumbuannya ke arah titik sensitif Fey disertai desahan seksi yang kembali terdengar dari mulut Fey, tangan kanannya terus meluncur dari perut Fey menuju sumber kenikmatan milik Fey. "Lepaskanlah sayang, sebut namaku hmm," Arnold membisikkannya di telinga kiri Fey, kemudian mengulum telinga kirinya dengan gerakan sensual. ___ ‘Sepertinya itu suster yang membawa infus baru untuk Fey,'’ pikir Arnold sambil memakai lagi pakaiannya dan menutupi tubuh polos Fey dengan selimut, lalu ia membuka pintu ruangan agar suster bisa memasang infus baru tersebut. Perawat itu kebingungan saat melihat infus Fey masih tersisa setengah. "Tapi pak, infus ibu Fey masih tinggal setengah, kenapa bapak meminta infus baru?" perawat tersebut bertanya dengan nada bingung kepada Arnold. "Cepat ganti atau aku akan benar-benar telat meeting!" ‘Karena harus menururti Fey, gara-gara obat sialan yang bercampur di dalam infus Fey,' lanjut Arnold di dalam hati. "Ba-baiklah pak," perawat itu dengan sigap mengganti kantong infus Fey dengan yang baru, lalu membawa keluar infus yang masih tinggal setengahnya. "Kalau begitu aku pergi dulu," Arnold mencium dahi Fey yang sedang tidak sadarkan diri, karena pelepasan yang luar biasa tadi, "kau tadi sangat menggairahkan," bisik Arnold di telinga Fey, lalu pergi meninggalkan kamar rawat Fey.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN