“Nanti juga akan kutanya.” Jawabku dengan suara yang aku sendiri enggan keluarkan. “A—ah, baiklah kalau memang begitu ...,”Dia menyerah. Sementara dia masih berdiri di dekat pintu yang mengarah ke taman, aku memilih masuk dan duduk di sofa sebelum akhirnya menjatuhkan punggungku pada sandaran kursi. Sial! Harusnya aku berpikir tentang bagaimana caranya memecahkan kasus ini sekarang, tapi kenapa kepalaku rasanya penuh dengan bau karamel yang menusuk. Rasanya aku berubah jadi orang bodoh tiba-tiba karena berada terlalu dekat dengan bocah ini. “Wah~ Kuroda-san!” Panggilnya tiba-tiba, dan suaranya yang tadi terdengar dalam dan terkesan marah sekrang berubah menjadi sangat bersemangat. Tapi, aku enggan merespon kebahagiaan itu. “Kuroda-san, lihat! Lihat! Penginapan ini menye