"Ma—maafkan aku...," Ucapnya gugup. Bukan itu saja, aku juga melihat seragam yang dipakainya sangat kotor dan basah. Rambutnya juga acak-acakan, lepek dengan wajah sedikit lebam di pelipis, tak lupa luka lecet di pipi kanannya yang terlihat sudah kering. Padahal tadi pagi, aku melihat ada plester di sana. Apa yang dia lakukan sampai seperti itu? Bergulat sambil mandi lumpur dengan kerbau di sawah? Tapi tetap saja itu sama sekali tidak menghilangkan kenyataan kalau hidungku mencium bau yang tak biasa darinya. Bau seperti ... karamel. "Ish, sial! Aku akan membawa ponselmu ke tempat reparasi." Ujarnya panik setelah sadar kalau dia baru saja menghancurkan ponselku. Bocah itu memungutnya, dan berusaha memberikan benda yang nyaris terbelah dua itu padaku. Ponsel tipe flip yang kubeli setahu