Esok harinya Citra tetap ke warung. Karena sudah cukup istirahat tadi malam. Pagi sekali Hendra sudah datang. Padahal warung belum buka. Baru pintunya saja yang dibuka, karena masakan baru selesai dimasak sebagian. "Assalamualaikum." Hendra memberi salam setelah memarkir motornya di depan warung. "Waalaikum salam." Citra, Imah, dan Anti menjawab bersamaan. "Saya pikir tidak jualan. Memangnya sudah sehat, Citra?" Hendra mendekati Citra yang tengah menatapnya. "Alhamdulillah, sudah lebih baik. Terima kasih, Bang. Eh, itu biaya dokter, dan obat berapa? Kata bibi, Bang Hendra yang bayar." "Tidak usah. Tidak seberapa itu." Hendra menggoyangkan telapak tangannya. "Terima kasih banyak ya, Bang. Bang Hendra ingin sarapan apa?" "Tidak, aku sudah sarapan. Aku kira tadi tidak buka warungnya,