Cakra sudah pergi. Di ruang tamu tinggal ada Citra, dan Hendra. Citra yang menahan sesak di dadanya, dan menanggung beban pikiran sekian lama. Tiba-tiba saja tubuhnya tumbang. Untung Hendra sigap memeluknya. Hendra membopong Citra ke dalam. "Dia pingsan!" Semua terkejut melihat Citra yang terkulai dalam gendongan Hendra. "Baringkan di sini." Bi Tati menunjuk ke atas kasur. Hendra membaringkan Citra di sana. "Ya Allah. Rasa bersalahku jadi semakin besar melihat dia menderita begini." Paman Citra meremas rambutnya. Sementara Bi Tati, dan Alifa berusaha menyadarkan Citra. "Saya panggilkan dokter dulu." Tanpa menunggu jawaban, Hendra sudah menghilang dari pandangan. Hendra menjemput dokter puskesmas yang tinggal tidak jauh dari sana. Dokter itu langganan para tukang berobat. Saat Cit