Citra tertegun. Ia merasa terlalu besar kepala. Berani melakukan seleksi hati pada pria yang belum tentu bersedia membantunya. Citra tidak sadar, kalau yang tersisa di warungnya tinggal Hendra sendirian. "Nasinya dibungkus satu ya, Imah. Pakai ayam goreng saja. Lauknya dipisah. Buat makan nanti malam," pinta Hendra pada Imah. "Tidak makan ke luar?" Tanya Imah seraya mengambilkan apa yang diminta Hendra. "Lagi malas, capek. Ingin istirahat saja malam ini." "Mang Hendra ini tidak merokok ya?" Tanya Imah penasaran, karena tidak pernah melihat Hendra merokok. "Tidak, karena itu saya tiap habis makan ngemut permen." Hendra tertawa pelan. Dikeluarkan beberapa bungkus permen berbungkus plastik bening, rasa mint dari saku celananya. "Kenapa, Mang?" Imah semakin penasaran. "Jaman SMP saya