Pagi yang yang sebenarnya belum diharapkan Aksa kini akhirnya datang juga. Ia masih terlalu nyenyak. Seakan sudah lama tak merasakan tidur yang nyaman seperti tadi malam. Tanpa mimpi, hanya terlelap. Di sisi lain, kakek Dhaka sudah terlihat sangat fresh dengan wajah bugarnya. Membuat Aksa tersenyum melihatnya. "Kakek terlihat beda." Seru Aksa yang mulai mendudukkan tubuhnya. Lalu menggeliat unyuk merentangkan ototnya yang kaku. "Kau tahu, dulu kakek sangat tampan sepertimu." Jawab Dhaka penuh senyum. Membuat Aksa juga ikut tersenyum. Memang masih jelas guratan keriput di wajah kakeknya. Namun dengan wajah yang lebih segar membuat kakeknya tampak seperti saudagar. "Tentu saja aku tahu. Kalau tidak, mana mungkin aku begitu sangat tampan seperti sekarang." Jawaban Aksa benar benar membuat