Tidak ada yang lebih mengganggu pikiran wanita itu selain ucapan seseorang yang dia pikir telah menjadi mantan suaminya ternyata kini masih suaminya. Senin paginya yang super sibuk dengan pikirannya yang juga kacau karena ucapan Byan kemarin membuat harinya terasa kacau. Bagaimana bisa dia masih menjadi istri pria itu? Bukankah pria itu membencinya? Bukankah dia telah mempermalukannya dengan meninggalkan pria itu di hari pesta pernikahan mereka? Seharusnya pria itu langsung menggugat cerai dirinya dan mengakhiri pernikahan mereka semudah membalikkan telapak tangan. Namun, dengan semua alasan itu, kenapa pria itu justru tidak melakukan apapun terhadap pernikahan mereka dan membiarkan dia menjadi istrinya hingga kini? “Ibu Lavina …” Panggilan itu menyentak Kasih dari lamunannya. “Ah