Meski kedengarannya menyakitkan, aku enggan menanggapi ocehan Ibu yang terasa menusuk di telinga. Tak pantas rasanya berdebat di tengah suasana duka seperti ini. Selain tidak etis, rasanya juga terlalu buang waktu dan tenaga. Mendengar ucapan tak pantas sang ibu, Mas Pram menggeleng kepala sambil mengembuskan napasnya kasar. Suamiku seolah kehabisan kata melihat tingkah ibunya yang bahkan lebih menyebalkan daripada anak TK sekalipun. Dan seperti biasa, Mayang sendiri tampak menatapku dengan tatapan sinis. Hatiku seketika berdenyut nyeri ketika mengingat ada seorang bocah berusia empat bulan yang sejak hari ini menjadi seorang piatu. Bukan apa-apa, aku yang kehilangan seorang Ibu di usia 11 tahun saja terasa imbasnya sampai sekarang. Saat harus kehilangan seorang ibu di usia yang masih b