Jello memasuki klub malam tempat Bella bekerja. Dirinya sengaja datang kemari untuk menemui Bella, setelah mendengar kalau gadis itu tidak mendapatkan pinjaman uang dan itu membuat Jello merasa senang dan segera akan memiliki Bella secepatnya. Jello akan menawarkan uang dengan jumlah yang banyak pada Bella, agar gadis itu mau menikah dengannya secara kontrak.
Jello menatap sekeliling klub malam dan mencari keberadaan Bella. Namun, gadis itu belum kelihatan. Jello melangkahkan kakinya, memasuki ruangan VVIP. Ia akan memesan minuman dan menyuruh Bella untuk mengantarkan ke ruangan VVIP yang ditempati olehnya sekarang. Jello juga akan menghubungi pemilik klub malam, untuk meminta izin agar Bella menemaninya untuk minum malam ini.
Lagian Jello meminta izin pada pemilik klub malam juga ia membayar pada pemilik klub malam tersebut. Walaupun Jello hanya diminta untuk menemani minum, tetap saja Jello harus membayar karena sudah menunda pekerjaan pengantar minuman di klub mala mini.
*olc*
Bella yang sudah beberapa kali bolak-balik mengantarkan minuman dan beberapa kali itu dirinya mendapatkan godaan dari berbagai pria hidung Bella. Walau dirinya sedang membutuhkan uang saat ini, dirinya tidak akan menjual tubuhnya dan menjadi seorang pelajur. Bella akan memberikan keperawanan miliknya pada suaminya kelak.
Bella meletakkan napan kosong di atas meja bartender dan mengusap keringatnya. Siang dan malam dirinya harus bekerja, hanya untuk menghidupi kebutuhannya dan kebutuhan ibunya. Apalagi ibunya sedang sakit dan memerlukan uang yang sangat banyak. Bella juga tidak mendapatkan pinjaman dari boss pemilik restoran dan klub malam.
“Bella, kau antar minuman ke ruangan VVIP nomor 2 sekarang.”
Bella menatap pada bartender yang sudah meletakkan dua botol minuman di atas napan dan menyuruh Bella untuk mengantarkannya. Bella mengerutkan keningnya, ia tidak pernah mengantarkan minuman ke ruangan VVIP. Bukankah ruangan itu sering dijadikan untuk melakukan … yah, sebuah hal yang menjijikan untuk dibayangan oleh Bella sekarang.
Makanya Bella tidak pernah mau untuk mengantarkan minuman ke ruangan VVIP, ia takut para pria-p****************g akan berbuat kurang ajar padanya. Bella tidak mau itu terjadi.
“Aku tidak pernah mengantarkan minuman ke sana, dan aku juga sudah mengatakan pada boss tugasku hanya mengantarkan minuman di meja-meja berada di klub malam ini,” ucap Bella, tidak mau mengantarkan minuman ke ruangan VVIP. Dirinya tidak mau hal-hal buruk terjadi padanya.
Bekerja di tempat seperti ini saja sudah membuat Bella merasa was-was ketika banyaknya lelaki hidung belang yang terus menggoda dirinya, dan menyuruh Bella untuk melayani mereka di atas ranjang. Cih, Bella tidak akan pernah mau.
“Kau tidak bisa menolak. Ini perintah boss.”
Bella mengembuskan napasnya, kenapa dirinya harus tampak lemah seperti ini seandainya ia memiliki banyak uang, pasti dirinya tidak akan bekerja di tempat seperti ini dan akan bekerja di tempat yang sudah menjadi miliknya.
Bella dengan enggan mengambil napan yang sudah berisi minuman dan membawanya ke lantai tiga tempat ruangan VVIP berada. Bella harus mempersiapkan dirinya, kalau seandainya pria yang berada di ruanngan VVIP itu akan berbuat kurang ajar padanya. Bella tidak akan segan-segan untuk memberi pelajaran pada pria itu.
Bella dengan hati-hati membawa minuman yang lumayan berat dan harganya sangat mahal. Gajinya selama beberapa tahun tidak akan cukup untuk mengganti sebotol minuman ini. Bisa-bisa dirinya akan dijadikan pelajur di tempat ini, kalau memecahkan botol minuman ini.
Pernah dahulu terjadi, salah satu pelayan pengantar minuman memecahkan minuman dan ia harus membayarnya dengan menjadi pelajur di tempat ini. Bella tidak akan mau itu terjadi pada dirinya. Bella tidak mau menjadi pelajur.
Bella menatap lama pintu ruanga VVIP nomor 2 sebelum masuk ke dalamnya, dengan hati-hati Bella masuk ke dalam ruangan itu dan mendapati satu lelaki yang membelakangi dirinya dan duduk dengan gaya angkuhnya.
“Tuan, ini minumannya,” ucap Bella mulai meletakkan minuman itu di atas meja.
“Hai, Bella.”
Bella yang merasa namanya dipanggil, menatap pada lelaki itu dan terkejut.
“Kau?!”
*olc*
Sampai jumpa di part 06. Dimana pembicaraan tentang …. Rahasia deh.
*olc*