L I M A

1135 Kata
“ Kamu tuh pernah nggak sih mikir sekali aja . Kalo misal aku h*mil gimana hah ?” Tanya ku lagi dengan penuh emosi . Tapi Heri dengan santai nya hanya merespon ku dengan kernyitan . Heri mengernyit . Sekali lagi aku ulangi , Heri mengernyit. Dia terlihat merasa aneh denga napa yang aku ucap kan . Memang nya apa yang aneh dari yang aku ucap kan hah ? “ Nggak mungkin lah . Nggak mungkin sampe h*mil . “ Jawab nya lagi . “ Kita main aman kan . Jadi nggak mungkin h*mil. “ Lanjut nya membuat ku ingin menjambak nya . Nggak mungkin kata nya ? Kenapa dia ini bodoh sekali ? “ Nggak ada yang nggak mungkin , Heri !” Seru ku . Nada ku sudah mulai meninggi namun Heri masih terlihat santai dengan rokok yang dia hirup dan asap yang dia keluar kan dari mulut nya “ Ya kalo sampe h*mil , gug*rin . Beres kan ? “ Tanya nya dengan santai nya . Saat mendengar jawaban Heri , aku menganga . Rasa nya aku ingin sekali menampar mulut nya yang enteng sekali menjawab dengan jawaban gug*r kan kandungan . Dia pikir mudah ? Tapi walau pun begitu , aku tidak menampar mulut nya . Aku tidak mungkin tega melakukan itu . “ Heri , aku tanya ke kamu sekali lagi ya . “ Ucap ku lagi penuh dengan nada ancaman . “ Kamu mau lanjut atau udahan aja sama aku ?” Lanjut ku sekali lagi . Aku tau betul sebenarnya aku bisa mengakhiri hubungan ini tanpa menanyakan hal tersebut karena aku sendiri tau bahwa hubungan ini tidak akan berjalan dengan baik bila dilanjut. Tapi aku ini memang perempuan bodoh yang mengatas namakan perasaan sayang dan meninggalkan segala logika. Padahal aku tau betul dia tidak baik untukku. Lantas entah setan apa yang berhasil membujukku untuk terus bersama nya . . . Oh, mungkin karena dia sudah mengambil hal yang sangat berharga bagi ku . Tanpa sadar , aku menumpah kan air mata ku . Aku tau apa yang dia lakukan di belakang ku . Aku tau dia sedang mendekati perempuan lain di tempat kerja nya yang baru . Aku tau . Apa dia pikir aku sangat bodoh sampai – sampai aku tidak akan sadar dengan gerak – gerik nya yang sama percis seperti gerak – gerik nya saat ia mendekati ku dulu ? Pola nya sama . Dia tidak membeda kan itu . Dan apakah dia lupa bahwa dia bekerja di tempat yang sama dengan di mana teman ku bekerja ? Aku tidak tau kenapa aku masih saja bersi keras ke tempat ini padahal aku sudah tau jawabannya. Dan kenapa pula aku masih menanyakan hal yang sudah jelas ? Dari semua sikapnya, seharusnya aku tau. Seharusnya aku tidak menanyakan pertanyaan retorik ini . Sebenar nya apa yang aku cari ? Apa yang aku ingin tau hah ? Aku sendiri benci pada diri ku sendiri yang masih saja terus mengejar nya padahal tau bahwa ini semua tidak sehat . Aku bahkan tau bahwa dia mengkhianati ku . Normal nya , aku seharus nya melepas kan dia . Tapi tidak bisa . Aku malah mengejar nya dan menanyai hal yang sudah jelas . Walau pun dia menjawab sebalik nya dari dugaan ku , aku yakin sekali bahwa dia tidak mau lagi bersama ku . Dia hanya kasihan saja mungkin karena aku sudah jauh – jauh ke sini . Aku meyakinkan diri ku sendiri tentang samapai kapan sih aku harus ter jebak di dalam lubang dalam yang di penuhi kepedihan ini ? Kenapa aku tidak juga mau melangkah pergi ? Bila dia men jawab bahwa aku tidak juga mau melaangkah pergi ? Bila dia menjawab bahwa ia masih ingin bersama ku dan kenyataan nya terbalik Sembilan puluh derajat , aku harus apa ? Ia bersikap seperti tidak menginginkan ku sama sekali . Seharus nya aku yang memutus kan untuk pergi , kan ? Lantas kenapa aku masih di sini ? Kenapa aku masih membiar kan nya menghilang berminggu – minggu dan kembali hanya untuk menikmati tubuh ku dan kemudian hilang lagi ? Kenapa aku masih bersedia membuka pintu hati ku untuk nya setelah aku merana berhari – hari menunggu kabar dari nya ? Kenapa aku masih seperti menutup mata denga napa yang dia lakukan dengan gadis lain ? kenapa walau pun aku tau kenyataan nya , aku masih saja terus di sini ? Bodoh sekali kan ? Semua kebodohan seperti nya ter kumpul dalam satu otak manusia . Dan orang itu adalah milik ku . Seperti nya kumpulan kebodohan ada di dalam diri ku semua nya , Kenapa juga aku tidak sadar – sadar sih ? Manusia yang tidak bisa berpikir logis dan malah mengandalkan perasaannya yang mana ujung - ujungnya kecewa sendiri. Seharusnya segala sesuatu itu seimbang dan tidak lebih banyak yang mana. Seharusnya aku menyelaraskan logika dan perasaanku tapi entah kenapa aku malah meninggalkan semua logika dan malah mengikuti perasaan ku . Pertanyaan nya adalah ; apa kah aku sayang pada Heri ? Oh , tentu . Lalu kenapa aku bisa sayang pada Heri yang brengs*k seperti itu ? Oh tidak tau . Apa kah karena alasan fisik ? Apa kah fisik Heri yang bisa membuat ku memaklumi segala kelakuan nya yang mirip dengan s*tan ? Oh tidak . Heri bahkan tidak termasuk tipe ku sama sekali . Tampang nya juga tidak ada ganteng – ganteng nya amat , malah cenderung tidak ganteng sama sekali . Aku bukan nyam au body shamming . Tapi itu lah penilaian ku terhadap fisik nya bila di tanya tentang ap ayang membuat ku bertahan untuk nya . Dan jawaban nya tentu bukan fisik . Lantas apa yang membuat ku masih saja bertahan walau pun sudah tau di sakiti berkali – kali ? Aku belum tau jawaban nya . Entah lah . Mungkin karena dia sudah mengambil sesuatu yang sangat berharga dari ku . Sesuatu yang seharus nya aku berikan pada suami ku . Dan dengan mudah nya aku malah memberikan nya pada si k*****t ini dengen Cuma – Cuma . Aku tau . Aku kan sudah bilang bahwa segala kebodohan memang mengumpul di aku semua . Aku juga siap bila ada yang bilang aku ini bodoh. Aku sudah siap . Tapi aku belum siap memberitahu cerita ini ke Rahma dan Hesti . Bukan karena aku takut dikatai bodoh , aku hanya takut respon dari mereka . Aku takut mereka kecewa. Aku takut ternyata teman yang selama ini mereka pikir baik – baik adalah seorang Wanita rendah*an . Aku takut sekali . Apa kah setelah ini akan ada orang yang mencitaiku apa ada nya ? Apa kah ada orang yang mau setelah mengetahui apa yang sudah terjadi pada ku ? Apa kah ada yang mau menerima ku seutuh nya ? * TO BE CONTINUED *
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN