Seperti yang sudah dijanjikan Dennis tadi pagi saat Dean menemuinya di kantor pria itu, laporan yang diinginkan Dean sudah sampai ke apartemennya pada sore hari. Tak sabar Dean membuka amplop besar berwarna cokelat pudar itu. Ia berharap semua teka-teki tentang pemilik sepatu bisa terungkap dan penyelidikannya akan menemukan titik temu. Dean membawa amplopnya ke ruang tengah. Di sana Alexander tengah menonton tayangan anak-anak kesayangannya. Akhirnya televisi di ruang tengah bukan hanya pajangan. Bocah berambut pirang yang tengah tertawa tanpa suara dengan botol s*su menyumpal mulutnya itu terlihat sangat menikmati tontonannya. Tak terlihat lagi wajah dan sinar mata ketakutan, yang ada hanyalah raut polos anak laki-laki kecil berusia empat tahun. Dean duduk di sofa panjang yang berhadap