“Kamu sudah membereskan sisanya?” Tanya Ivone meyakinkan ulang bahwa pekerjaan yang tersisa sudah dibereskan oleh tangan kanannya. Wanita licik itu sudah kembali ke kamarnya, melakukan percakapan via panggilan suara sambil mengeringkan rambut dengan hairdryer. Kendati suara alat pengering rambut itu cukup berisik, namun ia masih sanggup mendengar apapun yang dikatakan Bram dengan jelas. Memutuskan berlama-lama di kamar Nelson setelah mandi basah, tentu bukan pilihan yang tepat. Ia bisa masuk angin jika terus berada di sana dengan rambut basah dan ruangan yang cukup dingin. “Tentu saja. Bahkan Tuhan pun tidak akan sanggup menemukan jejaknya.” Ungkap Bram dengan segala kesombongan yang membuatnya dinilai sesumbar. Ivone tertawa kecil, antara puas dan geli. “Jangan bawa-bawa nama Tuhan. Ku