Langit Merah Darah

1891 Kata

Begitu melihat badai pasir yang datang mendekati mereka. Zen dan yang lain bergegas mencari tempat perlindungan. Angin kencang terus menderu. Menerbangkan ranting pohon dan juga seng dari toko-toko kecil pinggir jalan. Runa yang nayris terkena hantaman seng tersebut cukup membuat mereka sadar jika mereka tidak hanya perlu waspada pada makhluk gaib yang mungkin menyerang. Mereka juga harus waspada akan suasana alam unik di dalam sana. "Tidak ada pintu yang terbuka," panik Senja yang sedari tadi hanya bisa berlari mencari tempat aman. "Coba ke sana," Zen menunjuk ke sebuah toko yang terlihat pintunya terbuka. Mereka bergegas memasuki bangunan tersebut. Badai Pasir sudah mendekati mereka. Mata pun sulit untuk terus terbuka, pasir-pasir entah muncul dari mana. Begitu memasuki bangunan ters

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN