CHAPTER 45

1293 Kata

Abi pasti sangat kelelahan karena hampir tak ada waktu istirahat baginya. Begitu ia bangun hal pertama yang dilakukannya adalah mengambil ponsel—entah menelfon atau menunggu telfon. Kadang ia tak makan. Selesai mandi ia langsung melaju mobilnya ke mana saja. Jika ia punya sedikit clue ia akan langsung ke sana untuk mencari Tayra. Bahkan jika clue itu kadang terdengar tak masuk akal sekalipun. Ram Agala yang melihat kegalauan yang putra akhirnya angkat bicara. “Ngapain Papi manggil aku?” tanya Abi to the point begitu ia sampai di rumah. Abi bahkan tak sempatkan diri untuk duduk lebih dulu. Ram menatap sang putra lama. “Duduk dulu,” ujar Ram mencoba selunak mungkin. Ia sangat mengerti bahwa ia tak bisa bicara keras pada Abi saat ini. Bahkan jika semarah apapun, ia harus bicara lunak pada

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN