Bab.58 Amarah Sifa

1740 Kata

Sabar itu ada batasnya, seperti halnya Sifa yang selama ini selalu diam melihat kelakuan papa dan istri mudanya. Bukan hanya karena kakek dan mamanya yang selalu memintanya sabar mengalah, tapi karena Sifa masih berusaha menghargai papanya. Sebrengsek apapun kelakuannya, pria itu tetaplah orang tua kandungnya. Meski pada kenyataannya, Sifa tidak pernah merasakan sedikitpun kasih sayang seorang ayah. Sejak kecil Sifa dipaksa hidup dengan sakit hati dan menanggung beban mental. Dia selalu berharap, berjalannya waktu dan sebuah proses pendewasaan akan bisa merubah orang-orang itu menjadi sedikit lebih baik. Sayang diamnya justru membuat mereka semakin keranjingan. Cukup, sekarang Sifa tidak akan lagi berpikir dua kali untuk membuat mereka lebih tahu diri. "Buka pintunya!" ucap Sifa ke satp

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN