Niat Melamar

1241 Kata

“ Assalamualaikum,” lamunanku buyar saat suara yang tidak asing ditelinga menyapaku. Seketika aku membalikan badan untuk mencari sumber suara itu. “ Wa-alaikum Salam,” jawabku sedikit gugup, karena memang betul aku bisa melihat Anindya berdiri sambil tersenyum, dengan memeluk Al-Qur’an didadanya. Sepertinya Anin akan pergi mengaji di kobong putri Bersama umi Salma istri pak Kiyai Mustopa. “ Eh.. neng Anin, mau pergi ke kobong putri ya, neng?” tanyaku basa – basi untuk membuang rasa gugup karena ketemu Anindya. “ Iya, Bang,” jawabnya sembari tak lepas dengan senyum, “ Abang sendiri, habis darimana?” tanyanya sambil kembali tersenyum. Sunggu seorang gadis yang ramah dan sopan, bahkan Anin spertinya tidak pernah memandang seseorang dari drajat harta semata. Tapi aku belum yakin, kalau Ani

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN