Duapuluhdelapan

1469 Kata

Dhifa berada di ruang tengah lantai atas ditemani secarik kertas dan sebuah pulpen. Betapa kusut penampilannya hari ini. "Wah...banyak banget syarat-syarat nya." Dhifa tampak protes pada diri sendiri saat melihat kertas berisi deretan perlengkapan yang harus dibawa olehnya untuk acara ospek besok. Belum apa-apa sudah repot. Bagaimana kalau sudah masuk kuliah nanti. Dhifa yang pembawaannya selalu malas tampak ogah-ogahan. Jika dulu ada Dhira yang sering memberikan motivasi sekarang tak ada lagi. Meskipun komunikasi online terus terjalin, namun beda rasanya jika bertatap muka langsung. Dulu adiknya yang sering membantu dirinya. Andai ada Dhira semua pasti mudah. Atau ada Alwi. Pemuda itu juga memiliki andil dalam setiap kegiatan yang biasa diikuti olehnya. "Emang apa aja?" Mama Heni y

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN