Enampuluh

1157 Kata

Dhifa tidur dengan nyenyak setelah mengalami hal buruk semalaman. Ia juga sangat kelelahan karena menempuh perjalanan jauh. "Bangun dulu, Kak. Sholat!" Suara Mama Heni menyadarkan Dhifa yang masih berselimut ria. Ia benat-benar kedinginan. Gadis cantik itu perlahan membuka matanya. Ia menoleh ke arah samping. Semalam ia tidur dengan Dhira, kembarannya. Sang adik yang religi sudah sejak setengah empat bangun lebih awal untuk sholat malam. "Mama,.." ia menatap ibunya yang tengah duduk ditepi ranjang menungguinya bangun. Tiba-tiba Ia teringat kembali kejadian malam tadi yang sangat menngerikan. Dhifa kembali menangis saat membayangkan aksi nekatnya. "Sudah jangan nangis, kamu tidak apa-apa." Mama Heni berusaha menenangkan putrinya. Ia tak terlalu menekannya dengan bertanya banyak hal. Ter

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN